Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ahli: Perluasan PAM Jadi Solusi Kurangi Ketergantungan Air Tanah di Jakarta Megapolitan 13 Desember 2025

Ahli: Perluasan PAM Jadi Solusi Kurangi Ketergantungan Air Tanah di Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pakar Ilmu Lingkungan Mahawan Karuniasa menilai perluasan layanan air PAM menjadi solusi mengurangi ketergantungan warga Jakarta pada air tanah.
Selama akses air PAM belum merata dan dianggap mahal, masyarakat akan terus menggunakan
air tanah
.
“Sebenarnya jadi agak lucu ya, karena orang yang menggunakan air tanah itu karena tidak terjangkau
perpipaan
secara umum,” ujar Mahawan kepada
Kompas.com
, Sabtu (13/12/2025).
Mahawan menjelaskan, sistem PAM memanfaatkan air permukaan seperti sungai dan waduk yang kemudian diolah dan disalurkan melalui jaringan perpipaan.
Jika jaringan ini diperluas dan pasokan berjalan lancar, warga akan lebih memilih air PAM karena lebih praktis dan aman.
Selain perpipaan, Mahawan menyebut air hujan juga bisa dijadikan pilihan untuk mengurangi ketergantungan pada air tanah.
Namun, opsi ini memiliki banyak keterbatasan. Dari sisi kualitas, air hujan berpotensi tercemar.
Bahkan, air hujan di
Jakarta
saat ini disebut-sebut telah mengandung mikroplastik.
Dari sisi ketersediaan, air hujan hanya bisa dimanfaatkan saat musim hujan dan tidak tersedia saat kemarau.
“Air harus dilihat dari kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Panen air hujan tidak selalu memenuhi tiga hal itu,” ujarnya.
Untuk kebutuhan minum, air isi ulang dan air kemasan dapat menjadi alternatif.
Namun, Mahawan menegaskan bahwa air kemasan tidak dapat menggantikan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan sanitasi.
Karena itu, air kemasan dinilai hanya sebagai solusi terbatas untuk konsumsi, bukan untuk kebutuhan rumah tangga secara keseluruhan.
Mahawan juga mendorong pemanfaatan sistem
daur ulang air
, terutama di hotel, apartemen, dan gedung komersial.
Air hasil daur ulang dapat digunakan untuk keperluan nonkonsumsi, seperti toilet dan penyiraman tanaman.
Langkah ini dinilai efektif untuk menekan penggunaan air tanah dalam jumlah besar.
Mahawan menekankan, pengurangan penggunaan air tanah hanya bisa dilakukan jika masyarakat memiliki akses
air bersih
yang aman, terjangkau, dan pasokannya lancar.
“Alternatif penggunaan air tanah oleh masyarakat itu ya bisa dengan memperluas jaringan perpipaan,” kata dia.
Di lain sisi, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut cakupan layanan air bersih di Jakarta saat ini baru mencapai 74,24 persen.
Ia menargetkan angka tersebut meningkat menjadi 80 persen pada akhir 2025.
“Sampai saat ini, sekarang air bersih di Jakarta sudah 74,24 persen. Ini adalah hal yang menggembirakan dan mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun bisa adalah 80 persen,” Selasa (9/9/2025).
Pramono menekankan, ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi warga Jakarta.
Ia berharap seluruh wilayah Ibu Kota sudah dapat terlayani air bersih secara penuh pada 2029.
“Saya tahu bahwa air buat Jakarta itu sesuatu yang sangat penting sekali. Dan untuk itu, saya sudah berkali-kali menyampaikan kepada Pak Dirut, mudah-mudahan di tahun 2029, dan seluruh air bersih di Jakarta bisa terpenuhi dengan baik,” ungkap Pramono.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.