Oleh : Entang Sastraatmadja
(Penulis, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat).
Menjelang tutup tahun 2025, banyak pujian yang diberikan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Kinerja Mentan Amran, mendapat apresiasi besar dari Komisi IV DPR RI, yang menilai berbagai kebijakan strategis di era Presiden Prabowo Subianto telah membawa dampak nyata bagi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), menyatakan arah swasembada pangan, kini semakin nyata berkat reformasi besar yang dijalankan pemerintah. Berbagai indikator menunjukkan peningkatan signifikan pada produksi, kesejahteraan petani, stabilitas pasokan, hingga reformasi tata kelola pangan nasional menuju Kedaulatan Pangan.
Berdasarkan laporan resmi BPS, produksi beras Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,15 juta ton atau 13,54 persen dibandingkan 2024. Banyak kalangan menilai capaian ini merupakan hasil gotong royong petani yang diperkuat oleh keberpihakan kebijakan Kementerian Pertanian di bawah komando Amran Sulaiman.
Tak kalah menarik untuk disampaikan, Nilai Tukar Petani (NTP) pangan mampu mencapai 124,36. Angka ini, jelas melampaui target yang dicanangkan pemerintah. Hal demikian, dinilai sebagai bukti bahwa petani kini memiliki ruang ekonomi yang lebih baik. Sebab, yang namanya NTP merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani.
Perbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: Kementan… Selengkapnya
Lalu, bagaimana dengan perkembangan swasembada pangan, utamanya beras? Swasembada beras sendiri sudah tercapai. Proklamasinya akan disampaikan Pemerintah tanggal 31 Desember 2025. Swasembada pangan di Indonesia diharapkan dapat tercapai pada tahun 2027, dimana saat itu, target produksi beras nasional meningkat hingga 10 juta ton. Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, telah menetapkan beberapa strategi kunci, termasuk di dalamnya :
1. Pompansasi. Menargetkan penyediaan air irigasi untuk 1 juta hektare lahan sawah baru.
2. Optimalisasi Lahan Rawa. Meningkatkan produktivitas pertanian di daerah yang kurang dimanfaatkan.
3. Cetak Sawah Baru. Memperluas lahan pertanian yang langsung siap ditanami dan mendukung peningkatan produksi.
4. Modernisasi Pertanian. Pemanfaatan teknologi dan mekanisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, telah melaporkan bahwa stok beras nasional telah mencapai lebih dari 4 juta ton. Kondisi ini merupakan prestasi tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Pemerintah optimistis bahwa swasembada beras dapat tercapai lebih cepat dari target yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan semangat “lebih cepat pasti akan lebih baik”.
Catatan penting lain yang butuh apresiasi adalah keberanian Pemerintahan Presiden Prabowo yang menghentikan impor beras sejak tahun 2025. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menghentikan impor beras mulai tahun 2025 karena produksi beras dalam negeri meningkat signifikan, sehingga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) diproyeksikan mencapai lebih dari 3 juta ton hingga akhir tahun. Ini merupakan capaian tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa produksi beras tahun ini meningkat 4,1 juta ton dan menjadi yang tertinggi sejak perubahan data Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan demikian, stok beras pemerintah saat ini sangat ideal untuk menjaga stabilitas pangan, dan harga beras mulai turun dalam 2 bulan terakhir.
Presiden Prabowo Subianto juga mengapresiasi keberhasilan ini, menyatakan bahwa urusan pangan pokok strategis Indonesia sudah aman dan akan terus dilanjutkan. Yang jadi “pe-er” kita selanjurnya adalah apakah kisah sukses menggenjot produksi beras saat ini, akan dapat dijaga, dipertahankan, dilestarikan dan ditingkatkan?
Banyak pihak mengingatkan agar Pemerintah tetap hati-hati terhadap faktor-faktor yang dapat menurunkan produksi beras, seperti terjadinya El Nino beberapa waktu lalu. Untuk itu, diperlukan adanya komitmen yang kuat dari Pemerintah agar kebijakan menggenjot produksi beras setinggi-tingginya, tetap menjadi kebijakan yang diprioritaskan.
Perbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Presiden Prabowo Subianto. Foto: Kementan… Selengkapnya
Selain itu, jangan dilupakan pula peran Penyuluhan Pertanian sebagai “guru” nya petani. Penyuluhan pertanian adalah salah satu strategi penting untuk meningkatkan produksi beras di Indonesia. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan penyuluhan pertanian, antara lain:
– Pertama, Peningkatan Kapasitas Penyuluh. Pemerintah telah meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan.
– Kedua, Penggunaan Teknologi. Pemerintah telah memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi digital, untuk meningkatkan penyuluhan pertanian dan akses petani terhadap informasi.
– Ketiga, Kerjasama dengan Stakeholder. Pemerintah telah bekerja sama dengan stakeholder, seperti petani, akademisi, dan swasta, untuk meningkatkan penyuluhan pertanian.
– Keempat, Pengembangan Kurikulum. Pemerintah telah mengembangkan kurikulum penyuluhan pertanian yang lebih relevan dengan kebutuhan petani.
– Kelima, Peningkatan Akses ke Informasi. Pemerintah telah meningkatkan akses petani ke informasi pertanian, seperti informasi cuaca, harga pasar, dan teknologi pertanian.
Berdasarkan gambaran seperti ini, penyuluhan pertanian dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani, sehingga dapat meningkatkan produksi beras dan mencapai swasembada beras serta meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan para petaninya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5178685/original/076256600_1743388841-IMG-20250331-WA0019.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434791/original/061204200_1764989186-21f07ec8-79c8-42a1-87bf-d446da50b0d5.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5220657/original/051264800_1747288189-f74e327b-a827-471b-8447-d781aade73d4.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434698/original/075693800_1764947628-1000017326__1_.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5178685/original/076256600_1743388841-IMG-20250331-WA0019.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434791/original/061204200_1764989186-21f07ec8-79c8-42a1-87bf-d446da50b0d5.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5113256/original/044427700_1738217921-20250130-Banjir_RW_13-GANG_2.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434742/original/054463500_1764955336-IMG_5366.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5220657/original/051264800_1747288189-f74e327b-a827-471b-8447-d781aade73d4.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4706409/original/091051700_1704368320-20240104-Cuaca_Ekstrim-ANG_5.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)