Pengembangan tekstil antibakteri tersebut memanfaatkan minyak atsiri jeruk nipis yang bersifat ramah lingkungan serta memiliki efektivitas tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Penerapan teknologi mikrokapsul memungkinkan senyawa aktif dilepaskan secara terkendali, sehingga kinerja antibakteri pada tekstil dapat dipertahankan lebih lama dan berfungsi lebih efektif.
Tekstil fungsional memiliki potensi pemanfaatan yang luas, mulai dari kebutuhan medis, olahraga, hingga militer, serta pengembangan beragam produk tekstil khusus lainnya.
Selain sifat antibakteri, material ini dapat dikombinasikan dengan lapisan hidrofobik sehingga bersifat kedap air, dengan fungsi tambahan seperti perlindungan terhadap sinar ultraviolet, ketahanan terhadap api, dan kemampuan pengaturan suhu.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Komposit dan Biomaterial BRIN Tatang Wahyudi menilai, pengembangan tekstil antibakteri semakin mendapatkan perhatian dengan meningkatnya kesadaran publik terhadap pentingnya kesehatan.
Tren riset di bidang tekstil ini mengalami pertumbuhan pesat, khususnya sejak pandemi Covid-19, dengan peningkatan publikasi global mencapai sekitar 26–27 persen per tahun.
“Minyak atsiri jeruk nipis menjadi salah satu alternatif agen antibakteri yang efektif sekaligus berkelanjutan,” ujar Tatang, dikutip dari situs resmi BRIN.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5457943/original/040449000_1767067005-1001439252.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5458851/original/055480800_1767094616-Polri_1.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427803/original/055574100_1764420627-f5f97dea-2dae-4885-bc14-9171d8d212d3.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453776/original/056989400_1766495127-medium_Screenshot_20251223_093509_Gallery_3652786b52.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)