Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Planetarium TIM Jadi Tujuan Warga untuk Belajar Astronomi saat Libur Sekolah Megapolitan 27 Desember 2025

Planetarium TIM Jadi Tujuan Warga untuk Belajar Astronomi saat Libur Sekolah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kembalinya Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai destinasi wisata edukasi disambut antusias masyarakat, terutama saat libur sekolah.
Pantauan Kompas.com di lokasi, pengunjung terlihat mengantre untuk mendapatkan tiket pertunjukan, baik melalui pendaftaran daring maupun kuota on the spot.
Antrean didominasi keluarga yang datang bersama anak-anak.
Antusiasme tidak hanya datang dari warga Jakarta, tetapi juga dari wilayah penyangga. Banyak orangtua memanfaatkan
libur sekolah
untuk mengenalkan
astronomi
secara langsung kepada anak-anak.
Salah satunya Khaidul (30), warga Mampang, Jakarta Selatan, yang datang bersama istri dan dua anaknya. Ia sengaja memilih Planetarium sebagai tujuan liburan bernuansa edukatif.
“Saya istri dengan dua anak, hari ini sengaja kami ingin datang ke Planetarium ini,” kata Khaidul saat ditemui di TIM, Sabtu (27/12/2025).
Setelah mengikuti pertunjukan, Khaidul menilai konsep penyajian materi cukup menarik bagi anak-anak.
Menurutnya, visualisasi dan interior Planetarium mendukung pengalaman belajar yang tidak membosankan.
“Nuansanya sih, interiornya sih bagus ya, pengalaman edukasi anak-anak juga lumayan bagus juga, lalu ada cerita buat mereka mengisi liburan,” ujar dia.
Materi yang disampaikan mencakup pengenalan tata surya, planet, hingga galaksi.
Khaidul menilai pengenalan astronomi sejak dini penting untuk menumbuhkan rasa ingin tahu anak.
“Tata surya, planet-planet, galaksi, kayak gitu-gitu sih. Kayak susunan planet-planetnya terus dari yang kecil,” katanya.
Khaidul mengaku bukan kali pertama mengunjungi Planetarium.
Ia merasakan perbedaan signifikan dibanding kunjungan sebelumnya, terutama dari sisi teknologi pertunjukan.
“Perbedaannya jauh, lebih bagus sekarang, karena AI tadi ya,” ucapnya.
Meski demikian, Khaidul sempat kesulitan mendapatkan tiket daring karena kuota cepat habis.
Ia akhirnya datang langsung sejak pagi dan baru mendapatkan tiket untuk pertunjukan sore hari.
“Kita kemarin coba online, cuma nggak berhasil. Jadi tadi langsung on the spot ke sini. Kita dari pagi jam setengah sembilan, baru masuknya dapet di kuota yang ketiga,” ujarnya.
Ia menyebut waktu menunggu cukup lama, namun tetap bertahan demi pengalaman anak-anak.
“Dari pagi tadi jam sembilan sampai tadi itu baru dapet tiket jam setengah dua siang,” ungkap Khaidul.
Terkait pembatasan kuota, Khaidul menilai hal tersebut bisa dimaklumi karena tingginya minat masyarakat.
“Kita nggak bisa inin orang juga ya. Maksudnya animonya kan sangat besar, emang mereka juga pengen mengetahui yang barunya seperti apa,” katanya.
Ia juga mengapresiasi kinerja petugas yang berupaya mengatur pengunjung di tengah keterbatasan kuota.
“Sejauh tadi sih lumayan ya, mereka juga sudah kerja maksimal untuk mendistribusikan penonton,” ucapnya.
Pengunjung dari luar Jakarta juga tampak memadati Planetarium. Dian, warga Tambun, Bekasi, datang bersama suami dan tiga anaknya sejak pagi.
“Saya dengan suami dan tiga anak sengaja pengen ngajak anak-anak lihat edukasi pembelajaran tentang planet. Kalau lihat sendiri kan biasanya lebih nempel,” ujar Dian.
Dian mengaku baru pertama kali membawa anak-anaknya ke Planetarium.
Ia berharap pengalaman belajar langsung bisa lebih berkesan dibanding sekadar membaca atau menonton di rumah.
Seperti pengunjung lainnya, Dian juga mengandalkan kuota on the spot karena tiket daring telah habis.
“Kita datang dari pagi jam 8. Kebetulan on the spot dan untungnya kepanggil karena onlinenya habis semua,” katanya.
Meski harus mengantre, Dian menilai kunjungan tersebut tetap sepadan.
“Menurut saya, walaupun antre dan kuota dibatasi, masih worth it. Anak-anak jadi dapat pengalaman langsung, bukan sekadar hiburan,” ujar dia.
Dian berharap pengelola ke depan dapat menambah kuota atau jam pertunjukan agar lebih banyak pengunjung terlayani.
“Harapannya sih ke depan kuotanya bisa ditambah atau jam tayangnya diperbanyak,” tuturnya.
Salah satu anak Dian, Aulia (15), mengaku menikmati pertunjukan Planetarium.
Menurutnya, visualisasi membuat materi astronomi lebih mudah dipahami.
“Lihat bintang terus Saturnus, Mars sama bulan gitu, pokoknya mempelajari tentang galaksi,” kata Aulia.
Ia mengaku mendapatkan gambaran baru tentang luasnya galaksi dan proses terbentuknya bumi.
“Kalau dari penjelasannya, jadi kebayang gimana luasnya galaksi dan kecilnya bumi. Setelah nonton jadi tahu kalau bumi itu bertahap-tahap buat bikinnya,” ujarnya.
“Menurut aku seru, soalnya belajarnya enggak ngebosenin. Lebih enak daripada cuma baca,” sambung Aulia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.