Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Rayakan Natal Bersama, Dubai Tunjukkan Wajah Toleransi Global

Abadikini.com, DUBAI — Perayaan Natal kembali berlangsung hangat di Dubai, Uni Emirat Arab. Di kota kosmopolitan yang dihuni lebih dari 200 kebangsaan ini, Natal tidak hanya dimaknai sebagai perayaan keagamaan umat Kristiani, tetapi juga sebagai simbol kuat hidup berdampingan dalam keberagaman.

Bagi warga dan pendatang, Natal di Dubai identik dengan nilai-nilai universal kebersamaan, kemurahan hati, serta saling menghormati lintas budaya dan agama. Nuansa tersebut terasa sejak awal Desember, menghiasi pusat perbelanjaan, kawasan permukiman, hingga area wisata pantai.

“Merayakan Natal bersama orang-orang dari berbagai latar belakang memberi kesempatan untuk saling berbagi tradisi,” ujar Vedrana Milic, warga Dubai keturunan Bosnia, dikutip dari Arab News Kamis (25/12/2025). Menurutnya, setiap agama memiliki keindahan tersendiri yang layak dipelajari dan dihargai.

Suasana Natal di Dubai juga meninggalkan kesan mendalam karena dirayakan secara kolektif. Leanne Farah, warga keturunan Palestina, menyebut perayaan Natal di kota ini terasa istimewa karena dukungan sosial yang luas.

“Kamu tidak merayakannya sendirian. Kota ini seolah ikut merayakan bersamamu,” ujarnya.

Ia menyamakan atmosfer tersebut dengan tradisi keluarganya saat Ramadan, yang juga dirayakan bersama teman-teman lintas agama.

Pengalaman serupa dirasakan Marina Gamil, warga asal Mesir. Baginya, merayakan Natal di negara dengan mayoritas penduduk Muslim justru memberi makna lebih dalam. “Semangat Natal terasa utuh dan tulus. Justru karena perbedaan itu, perayaannya menjadi lebih bernilai,” katanya.

Keberagaman Dubai tercermin pula dalam tradisi Natal yang dirayakan. Jamuan makan bersama, pertukaran hadiah, hingga sajian khas dari berbagai negara menjadi bagian tak terpisahkan. Emilene Parry, warga Inggris yang tumbuh besar di Dubai, mengenang Natal masa kecilnya sebagai perayaan lintas budaya.

“Meja makan kami selalu berisi hidangan dari banyak negara, dan kami merayakannya bersama orang-orang dari berbagai latar,” tuturnya.

Menariknya, semangat Natal di Dubai juga dirasakan oleh mereka yang tidak merayakannya secara religius. Saif Ansari menilai nilai utama Natal bersifat universal.

“Kita tidak harus menjadi Kristen untuk menghargai kebersamaan dengan keluarga dan teman,” ujarnya.

Namun, ia menegaskan pentingnya tetap menghormati makna religius Natal. “Pada akhirnya, kita punya lebih banyak kesamaan daripada perbedaan.”
Di Dubai, Natal menjadi cermin toleransi yang hidup—sebuah perayaan yang melampaui batas agama dan kebangsaan, sekaligus menegaskan identitas kota ini sebagai ruang bersama bagi dunia.