Jika memungkinkan, sediakan kopi atau minuman hangat bagi para pengemudi agar tidak mengantuk. Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti mampu menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi meluncurkan Program Masjid Ramah Pemudik di Masjid Jami’ An Nur, Karawang, Jawa Barat, yang akan membantu dan mendukung kelancaran mudik Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan Program Masjid Ramah Pemudik merupakan wujud nyata toleransi beragama di Indonesia yang tidak berhenti pada tataran wacana.
“Inilah bukti bahwa Indonesia memiliki toleransi sejati, bukan hanya dalam teori, tetapi dalam praktik. Masjid adalah rumah bagi siapapun,” ujar Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menag menjelaskan pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025–2026 sebanyak 6.919 masjid disiapkan untuk memberikan layanan bagi para pemudik dan musafir. Ia mengimbau pengelola masjid agar memberikan pelayanan terbaik demi keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan.
“Jika memungkinkan, sediakan kopi atau minuman hangat bagi para pengemudi agar tidak mengantuk. Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti mampu menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya,” ujar Menag Nasaruddin Umar.
Sementara itu Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad menjelaskan momentum akhir tahun memiliki dimensi keagamaan sekaligus sosial kemasyarakatan.
Di satu sisi, umat Nasrani merayakan Natal sebagai ibadah, sementara di sisi lain terdapat momentum libur sekolah dan libur Tahun Baru yang dinikmati seluruh masyarakat.
“Sebagaimana Idul Fitri, ada aspek yang bersifat syariat dan ada pula yang bersifat sosial kemasyarakatan. Mudik dan liburan merupakan fenomena sosial yang dinikmati bersama oleh seluruh masyarakat,” kata Abu Rokhmad.
Ia mengatakan pembukaan masjid untuk melayani para musafir pada momentum Nataru merupakan bagian dari praktik keagamaan yang patut didukung.
“Kita semua pada hakikatnya adalah musafir. Ketika masjid dibuka dan dimanfaatkan layanannya, itu merupakan praktik keagamaan yang bernilai luhur,” kata dia.
Ke depan Kemenag akan menyiapkan Program Masjid Ramah Pemudik secara lebih matang, termasuk untuk menyambut arus mudik Lebaran Idul Fitri.
“Kerukunan tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata,” kata dia.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag Arsad Hidayat menambahkan peluncuran Masjid Ramah Pemudik Natal dan Tahun Baru merupakan pelaksanaan pertama, meskipun konsep masjid ramah pemudik sebelumnya telah diterapkan pada arus mudik Idul Fitri.
Ia menjelaskan konsep masjid ramah merupakan bagian dari kebijakan Kemenag, meliputi masjid ramah lansia, ramah anak, ramah perbedaan, ramah lingkungan, serta masjid sebagai ruang penyelesaian persoalan sosial.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4980269/original/004433200_1729872086-WhatsApp_Image_2024-10-25_at_22.52.27_5a303ac7.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453665/original/023914400_1766485024-TMC.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5060825/original/040748200_1734777390-000_36QV3CR__1_.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2913252/original/006053400_1568693352-WhatsApp_Image_2019-09-17_at_10.57.35_AM.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)





