Tak Mau Ambil MBG Saat Libur, Orangtua Siswa Minta “Mentahnya” Saja
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Sejumlah orangtua berkeberatan mengambil langsung makanan bergizi gratis (MBG) selama liburan Natal 2025 dan tahun baru 2026.
Warga Kota Depok bernama Turmuji (45) lebih mengharapkan agar
MBG
saat sekolah libur bisa diberikan dalam bentuk lain. Misalnya, dalam bentuk uang tunai.
Hal ini akan lebih membantu sebagai tambahan anggaran keluarga Turmuji untuk membeli makan atau bahan masakan.
“Ya porsi MBG kan Rp 10.000, ya kasih saja buat ke keluarga anak muridnya langsung untuk dua minggu libur. Kalau ke sekolah kan pake ongkos lagi,” ujar Turmuju kepada
Kompas.com,
Selasa (23/12/2025).
Sementara itu, warga bernama Tuti (47) menyarankan alokasi dana MBG disalurkan untuk kebutuhan korban terdampak bencana Sumatera.
“Lebih baik dana MBG disumbang untuk bencana alam Sumatera, itu kan lebih penting untuk saat ini,” kata Tuti.
Menurut dia, selama hampir dua minggu anaknya akan libur semester hingga awal 2026, anggaran yang disasar untuk keperluan MBG bisa lebih terasa manfaatnya untuk korban bencana.
“Misal seporsi MBG Rp 10.000 dikalikan jumlah murid di sekolah misal rata-rata 900 orang, itu bisa sekitar Rp 9 juta sehari. Belum itu dikali sekitar 10 hari sekolah libur, Rp 90 juta ada kan untuk satu sekolah,” ujar Tuti.
Anggaran yang baru dihitung dari satu sekolah itu mungkin bisa menyentuh angka miliaran bahkan triliun jika seluruh sekolah di kota dan provinsi turut diperhitungkan.
Selain bermanfaat, penyaluran MBG untuk anak saat pekan liburan justru akan lebih merepotkan terutama ketika diharuskan mengambil ke sekolah.
“Karena nyusahin dan repotin (kalau ambil MBG) ke sekolah, bela-belain ke sana kan sama saja buang-buang uang ongkos,” ujar Tuti.
Mungkin opsi penyaluran MBG terhadap murid bisa direalisasikan jika jarak antara rumah dan sekolah dekat atau bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Namun, untuk jarak rumah yang terlalu jauh dengan sekolah justru akan menyulitkan.
Sementara itu, warga lainnya bernama Fendi (45) menyambut positif jika pemerintah tetap ingin menyalurkan MBG untuk anaknya di hari liburan sekolah.
Apalagi, jarak rumah dan sekolah yang terbilang hanya berkisar 500-700 meter membuatnya tak masalah jika anaknya yang sudah kelas 6 SD harus ke sekolah untuk makanan.
Pernyataan itu sekaligus dikaitkan dengan pekerjaan Fendi di Bekasi sebagai buruh dan membuatnya bisa pulang seminggu sekali.
“Menurut saya ya bagus saja, toh rumah dekat dan bakal ngebantu saya kan. Istri soalnya lagi sering-sering kontrol penyakit ke rumah sakit dan saya sebenarnya pulang juga seminggu sekali,” ujar Fendi.
Sebelumnya diberitakan, Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan program MBG tetap berjalan selama libur Natal 2025 dan tahun baru 2026 dengan dua cara distribusi.
Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang, mengatakan, program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Sedangkan, program MBG untuk anak sekolah bergantung pada kesepakatan dengan pihak sekolah.
Cara pertama, murid sekolah dipersilakan mengambil MBG ke sekolah masing-masing saat hari libur.
“Program MBG untuk 3B, Bumil (ibu hamil), Busui (ibu menyusui), dan Balita tidak libur. Sedangkan untuk anak-anak sekolah tergantung kesepakatan dengan pihak sekolah, kalau muridnya mau ambil di sekolah ya kita kasih, kalau tidak mau ya tidak kita kasih,” kata Nanik saat dihubungi
Kompas.com,
Minggu (21/12/2025).
Cara kedua, murid-murid sekolah dapat mengambil menu MBG ke sekolah, tetapi tidak setiap hari.
Selama libur sekolah, paket MBG terdiri dari satu paket siap santap dan dua paket kemasan tahan lama, sehingga siswa tetap memperoleh gizi seimbang meski tidak hadir di sekolah selama beberapa hari.
Frekuensi pendistribusian MBG dilakukan maksimal dua kali dalam sepekan dengan pemberian paket kombinasi berupa makanan siap santap (dimakan di sekolah, maksimal dua kali sepekan) dan makanan dalam kemasan (dibawa pulang).
Meski begitu, BGN tidak memaksa anak-anak untuk datang ke sekolah guna mengambil makanan bergizi gratis saat libur semester.
Nanik memahami anak-anak sekolah saat ini sedang memasuki masa liburan.
Oleh karena itu, Sistem Pangan Peserta Program Gizi (SPPG) menawarkan kepada sekolah-sekolah penerima manfaat.
“Jadi anak-anak tidak dipaksa untuk datang ke sekolah. Silakan saja kalau makanan MBG itu diambil ibunya, ayahnya, atau saudaranya,” kata Nanik.
Jika sekolah mau menerima, pihak sekolah dapat mengajukan.
Nantinya, SPPG akan mengirimkan sesuai dengan permintaan dalam bentuk makanan kering.
“Kalau misalnya sekolah tidak mau menerima, wali murid juga tidak mau, maka juga tidak apa-apa, dan tidak dipaksa. Jadi tidak ada yang memaksa anak-anak libur ke sekolah untuk mengambil MBG. Mohon jangan dipelintir,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tak Mau Ambil MBG Saat Libur, Orangtua Siswa Minta "Mentahnya" Saja Megapolitan 23 Desember 2025
/data/photo/2025/07/31/688af06cde921.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2022/06/08/62a03d099a4de.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2024/12/25/676bc76f58ccb.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/24/694b275959b2b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/23/694a34ce14328.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/23/694a509848806.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)