Dilansir Liputan6.com dari website Komisi Pemilihan Umum (KPU), gencatan senjata Natal pada tahun 1914 yang terjadi di Front Barat, medan pertempuran utama Perang Dunia I dilakukan karena melihat kondisi wilayah perang yang kian memburuk.
Berdasarkan catatan sejarawan Martin Gilbert, medan perang kala itu penuh lumpur, hujan salju, dan banyak jenazah yang terbaring tak terurus. Situasi tersebut kemudian mendorong para tentara untuk melakukan tindakan kemanusiaan dengan cara menghentikan peperangan sementara dan melakukan gencatan senjata.
Menurut Gilbert, gencatan senjata natal ini terjadi bukan karena perintah dari Komando, melainkan inisiatif dari prajurit biasa yang tak lagi mampu menanggung rasa putus asa dan penderitaan selama Perang Dunia I yang dikenal sebagai Perang Parit tersebut.
Tepat pada malam Natal, pasukan Jerman mulia menggantungkan lentera dan lilin di sepanjang parit yang biasa mereka gunakan untuk strategi perlindungan perang. Mereka menyanyikan lagu-lagu Natal sembari bertepuk tangan.
Keesokan harinya, para tentara keluar dan memasuki wilayah berbahaya yang disebut sebagai “No Man’s Land”. Mereka saling berjabat tangan, berkenalan, dan bertukar hadiah kecil, seperti sebatang rokok, cokelat, bir, dan makanan kaleng.
Momen ini juga mereka manfaatkan untuk mengubur dan melakukan upacara pemakaman jenazah rekan mereka yang selama ini dibiarkan di medan perang.
Salah satu cerita paling populer dari gencatan senjata ini adalah pertandingan sepak bola yang dilakukan secara spontan antara tentara Jerman dan Inggris.
Meskipun sebagian orang masih memperdebatkan lokasi pasti pertandingan ini, banyak orang yang meyakini kejadian ini benar adanya dan menjadi simbol kedamaian dan kebersamaan di tengah perang.
Gencatan senjata ini tak berlangsung lama. Pada tanggal 27 Desember 1914, para Komandan memerintahkan tentara untuk kembali bertempur tanpa kompromi. sejumlah kelompok yang bersikukuh untuk melakukan gencatan senjata pun terancam mendapatkan hukuman.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4958528/original/098284500_1727864146-IMG_20241002_15525432.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4946853/original/037131500_1726643961-90898020-d19e-4301-a5cd-24bb73d18a78.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412407/original/049361900_1763091713-Tempat_sampah_di_dapur.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5124175/original/040653000_1738842746-77baaf4f-8d06-4f26-9e0c-48b6b38c8b9c.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453879/original/001495000_1766531973-Vice_President_Bidang_Dukungan_Bisnis_SKK_Migas_Maria_Kristanti.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/789772/original/008055600_1420427810-cuaca_3.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)