Cilegon –
Anak politikus PKS, Maman Suherman, ditemukan tewas di rumah mewahnya di perumahan BBS 3, Cilegon, Banten pekan lalu. Polisi pun menyampaikan kabar terkini terkait perkembangan kasus.
Sebagaimana diketahui, korban ditemukan tergeletak dengan penuh luka tusukan di dalam rumahnya, pada Selasa (16/12/2025). Belum diketahui motif pembunuhan korban tersebut.
Kejadian ini diketahui berawal ketika ayah korban, Maman Suherman, menerima panggilan telepon dari anak keduanya meminta pertolongan. Mendapat kabar tersebut, Maman segera meninggalkan tempat kerjanya di wilayah Ciwandan dan menuju rumahnya yang berada di perumahan BBS 3, Kelurahan Ciwaduk, Kota Cilegon.
“Setibanya di rumah dan membuka pintu, ayah korban mendapati anaknya dalam kondisi tengkurap dengan luka serius disertai pendarahan hebat. Korban kemudian segera dibawa ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon menggunakan kendaraan pribadi bersama saksi,” kata Kapolsek Cilegon, Kompol Firman Hamid, Selasa (16/12).
Firman mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan medis, pihak rumah sakit menyatakan korban telah meninggal dunia. Hasil pemeriksaan awal pihak rumah sakit, korban mengalami luka akibat tusukan benda tajam.
“Berdasarkan informasi awal, petugas Polsek Cilegon melakukan pengecekan ke Rumah Sakit Bethsaida Kota Cilegon sekitar pukul 15.30 WIB setelah menerima laporan adanya korban penusukan yang dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit,” ujarnya.
CCTV Mati
Polisi masih melakukan serangkaian pemeriksaan saksi-saksi soal peristiwa dugaan pembunuhan. Polisi mengakui CCTV di rumah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tersebut mati.
“Nggak juga sih, nggak juga kesulitan, meskipun CCTV itu mati di dalam rumah, tapi kami insyaallah kami bisa berupaya maksimal lah untuk perkara ini,” kata Kapolres Cilegon AKBP Martua Raja Silitonga, Selasa (23/12/2025).
Polisi belum menetapkan tersangka, penyidik masih mengumpulkan beberapa barang bukti terkait peristiwa tersebut. Penyidik masih menyusun pola peristiwa.
“Sementara kita mengumpulkan beberapa alat bukti-alat bukti di lapangan harus kita kaitkan antara pola waktu, pola tempat, dan pola sasaran, jadi harus membutuhkan analisa yang matang, ya,” ujarnya.
Analisis matang itu, menurut polisi, membutuhkan waktu untuk mengungkap siapa pelaku di balik kasus dugaan pembunuhan terhadap anak berusia 9 tahun tersebut.
“Sementara masih dalam proses penyidikan, nanti pasti kami akan sampaikan segera kepada teman-teman wartawan,” katanya.
15 Saksi Diperiksa
Saksi yang diperiksa terdiri atas beberapa kalangan, mulai keluarga, tetangga, karyawan, sampai teman bapak korban. Para saksi itu diperiksa penyidik secara maraton.
“(Ada) 15 saksi dimintai keterangan, baik dari pihak keluarga korban, pihak teman bapak korban dan tetangga korban, sama karyawan bapak korban,” kata Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan, Selasa (23/12).
Belum Ada Tersangka
Polisi hingga saat ini belum menetapkan tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan tersebut. Terduga pelaku juga belum ditangkap petugas.
“Terduga pelaku belum tertangkap. Kita melakukan penyidikan harus berhati-hati karena memutuskan seseorang menjadi tersangka,” tuturnya.
Selain belum menetapkan tersangka, polisi belum menemukan senjata tajam yang digunakan terduga pelaku untuk menghabisi nyawa korban.
“Untuk barang bukti yang dipergunakan oleh pelaku dalam aksinya tersebut belum ditemukan,” ujarnya.
Polisi meminta masyarakat tidak termakan hoax soal kasus dugaan pembunuhan tersebut. Polisi juga berharap masyarakat yang mendapat informasi terkait peristiwa itu bisa mendatangi penyidik Polres Cilegon.
“Jangan percaya berita-berita hoax, tunggu pengumuman polisi. Apabila masyarakat mendapatkan informasi yang akurat untuk membantu pihak kepolisian segera komunikasi kepada pihak penyidik,” katanya.
Halaman 2 dari 4
(rdp/rdp)





