Kita ingin pergerakan masyarakat lancar, aman, dan tidak menjadi media penyebaran penyakit,
Jakarta (ANTARA) – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melakukan penguatan koordinasi lintas sektor menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) guna kesiapsiagaan dan pencegahan terhadap penularan penyakit yang dapat terjadi melalui barang bawaan di kawasan perairan Jakarta dan bandar udara (bandara).
Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan, pihaknya melakukan patroli di beberapa titik seperti di perairan pesisir dan pelabuhan barang di Jakarta untuk mencegah penyebaran penyakit selama periode pergerakan masyarakat khususnya di momen libur Nataru.
Sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia, tambahnya, kawasan Perairan Tanjung Priok dan Marunda memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dengan banyaknya dermaga, termasuk terminal khusus (Tersus) dan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS).
“Kita ingin pergerakan masyarakat lancar, aman, dan tidak menjadi media penyebaran penyakit,” katanya.
Dia menegaskan, patroli dan juga koordinasi ini bertujuan mengantisipasi potensi masuk dan keluarnya komoditas berisiko membawa penyakit.
Patroli difokuskan pada tiga hingga empat titik pelabuhan antar area atau antar pulau, bukan pelabuhan internasional.
Menurut dia, seluruh pegawai karantina di Indonesia akan berjaga di lapangan selama 24 jam untuk membantu masyarakat yang melakukan perjalanan mudik maupun liburan.
Sahat mengungkapkan, masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa barang tertentu, termasuk hewan dan produk hewani, berpotensi menjadi media penularan penyakit jika tidak dilengkapi dokumen karantina.
Ia mencontohkan larangan membawa daging dari daerah yang belum bebas penyakit ke wilayah yang sudah bebas penyakit, seperti dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara Timur atau Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, hewan peliharaan seperti kucing dan anjing wajib dilengkapi sertifikat vaksinasi, terutama rabies.
“Kami minta masyarakat lengkapi dokumennya. Sistem karantina sekarang sudah digital, hitungan menit sertifikat bisa keluar,” katanya.
Badan Karantina Indonesia juga melakukan edukasi langsung kepada masyarakat dan pelaku usaha di pelabuhan agar semakin patuh terhadap aturan karantina.
Dia menyatakan, peran karantina tidak hanya sebagai penjaga perbatasan (border protection), tetapi juga sebagai instrumen ekonomi yang mendukung daya saing dan akseptabilitas produk unggulan ekspor Indonesia di pasar internasional.
Pada saat kegiatan koordinasi lintas sektor pelaksanaan Nataru, Sahat juga menyampaikan apresiasi kepada Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) DKI Jakarta atas inisiasi dan penyelenggaraan kegiatan koordinasi lintas sektor ini.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Bea dan Cukai Tanjung Priok, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Badan Intelijen Strategis (BAIS), serta instansi terkait lainnya di lingkup Pelabuhan Tanjung Priok sebagai wujud sinergi pengawasan terpadu di pintu pemasukan negara.
Selain di pelabuhan, Kepala Barantin juga meninjau Posko Terpadu Nataru serta area layanan Customer Service di terminal keberangkatan Bandara Halim Perdanakusuma guna memastikan kesiapan petugas, sarana prasarana, serta pelayanan informasi kepada masyarakat berjalan optimal selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
“Dengan sinergi yang kuat dan kesiapsiagaan bersama, Barantin berkomitmen memastikan pelayanan karantina tetap berjalan optimal selama periode Nataru demi melindungi sumber daya hayati nasional dan kepentingan masyarakat,” ujar Sahat.
Pewarta: Subagyo
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.











