Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

5 Temuan Baru di Gunung Padang: Tim Peneliti Ungkap Adanya Petroglif Bandung

Temuan Baru di Gunung Padang: Tim Peneliti Ungkap Adanya Petroglif
Tim Redaksi
CIANJUR, KOMPAS.com
– Tim peneliti meyakini bahwa coak dan goresan pada batuan Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, sebagai petroglif.
Petroglif adalah gambar atau simbol yang digores, diukir, dan dipahat di atas permukaan batu yang biasa dilakukan masyarakat prasejarah.
Ketua Tim Kajian dan Pemugaran Situs
Gunung Padang
, Ali Akbar menjelaskan, petroglif ditemukan di sejumlah batu yang tersebar di semua teras.
Menurut Ali, fakta ini mengindikasikan bahwa struktur batuan yang ada tidak hanya disusun rapi, namun ditata mengikuti pola tertentu.
“Awalnya kami mengira hal itu terbentuk secara alami. Namun, setelah diteliti lebih dalam ternyata berpola, sehingga ini dipastikan sebagai buatan manusia,” ujar Ali kepada Kompas.com melalui telepon, Minggu (21/12/2025).
Ali mencontohkan, banyak ditemukan goresan yang menyerupai angka enam di atas permukaan batu, termasuk goresan berbentuk geometris, belah ketupat atau wajik.
Meski demikian, tim peneliti belum dapat menerjemahkan makna di balik simbol-simbol tersebut, sehingga membutuhkan pakar dan ahli khusus.
“Kami sedang meneliti simbol ini. Bisa saja itu sebagai penanda atau nomor urut antara batu satu dengan batu lainnya. Karenanya, kami akan melibatkan pakar huruf, ahli alfabel dan simbol untuk menafsirkan makna di balik gambar-gambar tersebut,” kata dia.
Selain itu, menurut Ali, diperlukan kajian pembanding dengan situs atau cagar budaya di tempat lain untuk mencari petunjuk hingga potensi kesamaan dari simbol dan coak tersebut.
“Petroglif menjadi salah satu temuan penting dalam kajian dan pemugaran tahun ini,” ujar Ali.
Ali menekankan, pengungkapan makna simbol tersebut sangat penting untuk membuka tabir misteri Situs Gunung Padang, sehingga tidak lagi memunculkan polemik dan kontroversi terkait sejarah peradaban cagar budaya tersebut.
“Tahap berikutnya, tahun depan difokuskan pada penguatan lereng-lereng situs agar tidak longsor. Setelah itu, kajian akan dilanjutkan dengan fokus penelitian di bawah permukaan tanah melalui pengeboran dan ekskavasi,” ungkapnya.
Menurut Ali, aktivitas arkeologis ini dirancang bertahap mengingat area situs yang sangat luas, mencakup 30 hektar dengan diameter bangunan 100 meter.
Sebagai salah satu cagar budaya peringkat nasional yang memiliki nilai sejarah dan arkeologi tinggi, pemugaran situs yang berlokasi di Kampung Cipadang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten
Cianjur
, Jawa Barat ini, harus dilakukan secara hati-hati dan berkelanjutan.
“Harapannya, terjadi transfer ilmu pengetahuan, sehingga kelestarian Situs Gunung Padang dapat terus terjaga dan berlangsung lama,” ujar Ali.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.