Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kematian Tragis di Bojonggede: Korban Dibantai dan Dililit Kawat hingga Tewas Megapolitan 17 Desember 2025

Kematian Tragis di Bojonggede: Korban Dibantai dan Dililit Kawat hingga Tewas
Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com —
Polisi menggelar
rekonstruksi

kasus pembunuhan
seorang pria berinisial AN (25) oleh tiga pelaku, MEO, MFR, dan AS, di Aula Polsek Bojonggede, Kabupaten
Bogor
, Selasa (16/12/2025).
Rekonstruksi dilakukan untuk memperjelas kronologi
penganiayaan
yang berujung kematian korban.
Kapolsek Bojonggede AKP Abdullah menjelaskan, rekonstruksi tidak dilakukan di kontrakan tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengurangi risiko terganggunya proses reka adegan.
Ketiga tersangka, mengenakan pakaian khas tahanan, menjalani 21 adegan yang dimulai dari saat korban hendak meninggalkan lokasi namun dicegat oleh para pelaku.
Mereka menahan korban dengan memegang bahu hingga kaki sebelum menjatuhkan dan menganinyaaya menggunakan tangan kosong.
Pada adegan nomor 10, MFR memecahkan gelas kaca ke kepala korban, lalu mengambil pisau dari dapur dan menusuk korban beberapa kali di kepala. Penusukan dilakukan bergiliran, termasuk oleh MEO yang menusuk dada korban dengan pisau yang sama.
Abdullah menjelaskan, korban masih bernapas saat penusukan berlangsung. Di adegan nomor 13, MFR mengambil gitar listrik dan mengayunkannya ke kepala korban, menimbulkan luka memar dan tusuk di kepala serta dada.
“(Yang pakai pisau) dua pelaku saja. Kalau melihat lukanya itu sekitar 3-4 tusukan di kepala dan satu lagi di dada,” ujar Abdullah.
Penganiayaan dilakukan terutama oleh MEO dan MFR, sementara AS terlihat menghindar namun ikut membersihkan darah korban.
Pada adegan nomor 16, MEO menjerat leher korban dengan kawat bendrat. Setelah korban lemas, MEO menggeledah jaket korban dan mencuri ponsel serta kunci motor sebelum kabur bersama AS.
Di adegan nomor 19, korban diseret dari ruang tamu ke dapur, sementara bajunya dilepas untuk membersihkan darah di lantai.
Abdullah menjelaskan, penyebab kematian korban adalah cekikan menggunakan kawat. Pelaku MEO mengaku melihat korban masih sadar meski sudah dianiaya berkali-kali.
“(Penyebab kematian) cekikan pakai kawat,” ujar MEO.
“Saya tanyakan kepada tersangka itu pada saat dikawatin, (katanya) korban sudah enggak berdaya tapi masih hidup,” tambah Abdullah menirukan pengakuan tersangka.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok Komisaris Made Gede Oka menjelaskan, insiden bermula ketika korban bertemu MEO melalui grup obrolan Facebook pada Sabtu (1/11/2025).
“Mereka
chatting
di grup Facebook dan bersepakat untuk bertemu bersama-sama atau nongkrong di rumah salah satu tersangka, yang juga menjadi TKP pembunuhan,” ungkap Made Gede Oka.
Keesokan harinya, Minggu (2/11/2025), korban datang ke kontrakan yang ternyata milik salah satu tersangka lain. Mereka mengobrol mulai pukul 22.00 WIB sebelum MEO meminjam uang dari korban untuk biaya persalinan pacarnya.
“Tersangka MEO meminjam uang Rp 4 juta kepada korban dengan alasan untuk persalinan ataupun biaya persalinan pacarnya,” ujarnya.
Permintaan itu tidak dipenuhi korban, memicu tersangka tersinggung dan terjadilah cekcok. Perkelahian berujung penganiayaan brutal hingga korban tewas bersimbah darah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.