Pedagang di Kalibata Kais Puing Warung yang Terbakar: Cari Barang Sisa untuk Dijual
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
— Para pedagang yang kiosnya dibakar dalam kericuhan di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, kini sibuk mengais puing-puing bangunan yang kini telah hangus.
Pantauan
Kompas.com
di lokasi pada Sabtu (13/12/2025) siang, sejumlah pedagang terlihat mengunjungi kios mereka yang kini rata dengan tanah.
Para pedagang itu baru bisa memasuki area kios yang biasanya mereka gunakan untuk berjualan pada Sabtu siang ini.
Garis polisi pun masih melintang, menjadi pemisah dengan kios-kios yang kini dindingnya berubah menjadi warna hitam dan menimbulkan bau hangus.
Para pedagang terlihat menggunakan sarung tangan berwarna putih untuk melindungi tangan saat mengais puing bangunan.
Besi-besi dari rak yang tersisa kini dibengkokkan dan dikumpulkan menjadi satu.
Bukan untuk digunakan kembali, tetapi agar bisa dijual kembali ke pengepul kiloan untuk menyambung hidup setelah usahanya terpaksa berhenti.
Barang-barang bekas yang telah hangus terbakar seperti gas elpiji, kaleng penyimpan bahan makanan, dan barang-barang lain pun berserakan di sisi jalan.
Asmo (30), seorang karyawan warung pecel pincuk, turut sibuk mengais sisa-sisa kebakaran di antara puing-puing kios tempatnya bekerja.
Bersama empat rekan kerjanya yang lain, Asmo berusaha mencari besi-besi sisa reruntuhan yang masih bisa diselamatkan.
“Ini kita cuma ngambil-ngambilin besi saja, enggak ada lagi yang (tersisa),” ujar Asmo saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (13/12/2025).
Asmo mengaku instruksi untuk mengambil sisa barang ini datang dari pemilik kios.
Namun, karena hampir seluruh peralatan masak dan tabung gas hangus terbakar, hanya besi tua yang bisa mereka kumpulkan.
Uang hasil penjualan besi kiloan itu rencananya akan dibagi rata kepada lima karyawan yang kini kehilangan pekerjaan.
“Sebenarnya dirongsokin besi-besi kayak gini hasilnya enggak seberapa. Tapi kan lumayan buat beli-beli makanan, rokok. Kita di sini juga nganggur sudah berapa hari ini,” tutur Asmo.
Asmo telah bekerja di warung tersebut selama 15 tahun sejak 2010 silam. Sementara, warung pecel itu sendiri sudah berdiri selama hampir 27 tahun.
KOMPAS.com/Ridho Danu Prasetyo Pedagang di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan yang tengah mengais puing-puing sisa bangunan kiosnya yang dibakar dalam kerusuhan pengeroyokan debt collector, Sabtu (13/12/2025)
Saat kejadian penyerangan berlangsung, Asmo berhasil menyelamatkan diri dan beberapa barang pribadinya saat penyerangan pertama yang terjadi menjelang Maghrib.
Namun, ia tidak menyangka bahwa massa akan bertindak nekat hingga membakar tempat usahanya mencari nafkah.
“Saya tadinya waktu masih Maghrib masih di sini. Tapi habis ada penyerangan pertama itu saya pulang, saya ambilin barang-barang dulu yang kira-kira aman, handphone segala macam,” kata Asmo.
“Kirain tuh enggak mau bakar warung, ternyata tahu-tahu habis Isya itu bakar warung duanya,” lanjutnya.
Api pun dengan cepat melalap habis kios karena kondisi selang gas yang masih terpasang dan berujung mengalami kebocoran saat kericuhan terjadi.
“Karena kita satu, gasnya pada masang semua. Waktu gas selangnya pada bocor, ya sudah, habis semua,” jelas Asmo.
Tak hanya Asmo, Yuni (48) pedagang masakan padang yang lokasinya tak jauh dari sana juga tengah menatap kosong ke arah lahan tempat usahanya berdiri.
Awalnya, ia datang untuk mengecek dan mencoba menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan.
“Kemarin kan belum boleh masuk, sekarang baru bisa. Tapi ternyata sampai sini udah hangus semua. Habis lah, kebakar semua, sisa nyari besi untuk dikiloin aja,” ujar Yuni.
ANTARA FOTO/Fauzan Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar kios pedagang usai dibakar massa saat kericuhan di kawasan Kalibata, Jakarta, Kamis (11/12/2025). Kericuhan tersebut dipicu oleh pengeroyokan dua debt collector atau agen lapangan penagih utang di Jalan Kalibata pada Kamis (11/12) sekitar pukul 15.30 WIB yang mengakibatkan satu orang tewas dan satu lainnya mengalami luka berat.
Baik Yuni maupun Asmo sama-sama memiliki harapan agar kios tempatnya mencari nafkah bisa kembali dibangun seperti semula.
Mereka menuntut agar pemerintah turun tangan membantu mereka yang sama sekali tak memiliki hubungan dengan konflik antara polisi dan
debt collector
yang terjadi.
“Harapannya, ya pokoknya ini kan kita enggak tahu-menahu ya tadinya. Kita kena imbas karena dari kasus
debt collector
itu, malah kita yang jadi sasaran,” keluh Asmo.
Hingga kini, para pedagang belum mengetahui pasti bagaimana nasib mereka ke depan.
Mereka hanya bisa menunggu kabar dari pemerintah untuk membantu proses pembangunan kembali kios-kios yang terbakar.
“Kita nunggu dari pusat saja gimana ini kelanjutannya,” tutup Asmo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Pedagang di Kalibata Kais Puing Warung yang Terbakar: Cari Barang Sisa untuk Dijual Megapolitan 13 Desember 2025
/data/photo/2025/12/13/693d6d93dfbef.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/09/08/68be8f6d32923.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/13/693d4a103f5cb.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/13/693d36552034d.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693aad4b52ca0.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/13/693d62e86ad50.jfif?w=400&resize=400,225&ssl=1)