Liputan6.com, Jakarta – Zulfa Mustofa, Pj Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menegaskan komitmennya untuk menjadi solusi bagi masa depan jam’iyah, bukan terjebak dalam konflik internal masa lalu. Hal itu disampaikannya usai ditunjuk sebagai Pj Ketua Umum PBNU dalam Rapat Pleno yang digelar di Grand Balroom Hotel The Sultan, Jakarta, Selasa (9/12).
“Saya juga menyampaikan bahwa saya tidak ingin menjadi bagian konflik masa lalu. Tapi saya ingin menjadi solusi buat jam’iyah ini untuk masa depan,” ujar K.H. Zulfa Mustofa, Selasa malam (9/12/2025).
Dalam pernyataannya, Zulfa mengajak seluruh jajaran pengurus Nahdlatul Ulama di semua tingkatan untuk kembali bersatu. Ajakan tersebut ditujukan kepada pengurus pusat PBNU, pengurus wilayah, cabang kabupaten/kota, MWC NU di tingkat kecamatan, hingga ranting-ranting NU di tingkat desa.
Tak hanya itu, ia juga mengajak para kiai, masyayikh, serta warga NU kultural untuk kembali merapatkan barisan demi menjaga keutuhan organisasi.
“Oleh karenanya, saya mengajak seluruh pengurus NU, baik di tingkat pusat PBNU, wilayah, kota/kabupaten, MWC NU, atau kecamatan, bahkan sampai ranting-ranting NU, termasuk para kiai, masyayikh, atau warga NU kultural, mari kita bersatu kembali di rumah besar kita ini,” tegasnya.
Warga NU Sedih Atas Ketidakpastian
Zulfa menilai, dinamika yang terjadi selama ini telah menimbulkan kesedihan dan ketidakpastian di tengah warga Nahdlatul Ulama. Menurutnya, kondisi tersebut tidak boleh berlarut-larut karena dapat mengganggu khidmat NU dalam melayani umat dan bangsa.
“Karena sudah lama masyarakat warga NU bersedih atas ketidakpastian ini,” ungkapnya.
Dengan penunjukan dirinya sebagai Pejabat Ketua Umum dalam forum pleno, Zulfa berharap seluruh keraguan dan ketidakpastian yang selama ini dirasakan warga NU dapat segera berakhir.
“Saya berharap dengan ditunjuknya saya dalam forum pleno ini sebagai Pejabat Ketua Umum, ketidakpastian itu selesai,” tandasnya.
Penunjukan K.H. Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum PBNU diharapkan menjadi momentum konsolidasi dan rekonsiliasi internal, agar Nahdlatul Ulama kembali fokus menjalankan peran keumatan, kebangsaan, dan keislaman secara optimal.
Reporter: Nur Habibie
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438293/original/004288100_1765279307-3.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5389856/original/012501800_1761212369-1000019206.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438428/original/039058400_1765294546-Gus_Ipul.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438608/original/003144900_1765332985-IMG_4506.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438560/original/029512400_1765328474-e44bc670-88bf-45aa-a6a6-f277a1738624.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5331971/original/092480300_1756453631-WhatsApp_Image_2025-08-29_at_14.36.49.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)