Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kasus Keracunan Turun, BGN Pastikan Pengawasan Program MBG Makin Ketat

Liputan6.com, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa berbagai langkah korektif telah diterapkan secara sistematis menyusul beberapa insiden keracunan di sejumlah daerah, termasuk penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa wilayah.

Semua upaya dilakukan untuk menjaga kualitas pasokan gizi nasional sekaligus menjamin keamanan makanan yang dikonsumsi para penerima manfaat program ini.

“Ya, memang ada beberapa kejadian ya. Jadi, harus ketahui juga bahwa sebagian besar mereka melakukan dengan sangat baik, memang masih ada yang mengalami kejadian dan itu jumlahnya harus kita tekan terus-menerus dan kita targetnya nol kejadian,” ujar Kepala BGN Dadan Hindayana dalam Program Indonesia Connect Liputan 6 SCTV yang tayang pada Sabtu (6/12/2025).

Menanggapi pertanyaan mengenai penanganan insiden keracunan, BGN menerapkan pembatasan jumlah pelayanan setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Tadinya setiap SPPG melayani antara 3.000 sampai 4.000. Nah, sekarang kita kurangi maksimal di 3.000 itu pun kalau ada juru masak yang profesional, kalau tidak ada juru masak yang profesional, kita minta mereka maksimal melayani 2.500 saja,” jelas Dadan.

BGN juga melengkapi seluruh SPPG dengan alat rapid test untuk memastikan bahan baku dan masakan memenuhi standar keamanan pangan. Selain itu, setiap SPPG diwajibkan memiliki alat sterilisasi dengan suhu 120 derajat celsius selama tiga menit, untuk memastikan seluruh peralatan masak kembali steril.

Air yang digunakan untuk memasak dan mencuci turut menjadi perhatian BGN mengingat perbedaan kualitas air di berbagai daerah.

“Sehingga kita berikan instruksi agar mereka menggunakan air yang sudah tersertifikasi, baik itu air dalam kemasan maupun air isi ulang dengan peralatan-peralatan yang sudah tersertifikasi,” tegasnya.