Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Abaikan Tekanan AS, Putin Jamin Pasokan Energi ke India Tanpa Gangguan

Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan komitmen Moskow untuk menjamin pengiriman bahan bakar bagi India secara berkelanjutan. Pernyataan ini muncul sebagai jawaban atas tekanan Amerika Serikat yang mendorong New Delhi untuk mengurangi ketergantungan energinya pada Rusia.

Dalam kunjungan perdana ke India sejak 2022, Putin tampil bersama Perdana Menteri Narendra Modi pada Jumat pekan lalu untuk memperkuat hubungan bilateral di tengah sanksi internasional yang meluas terhadap Rusia.

India sebagai Pembeli Utama Minyak Rusia

Akibat sanksi Barat, Rusia secara agresif mengalihkan pasar energinya ke Asia. Data dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) mencatat bahwa pada Oktober lalu, India menyerap sekitar 38% dari total ekspor minyak mentah Rusia, menjadikannya pembeli terbesar kedua setelah China.

Meskipun pemerintahan Donald Trump baru-baru ini memberlakukan sanksi terhadap raksasa energi Rosneft dan Lukoil, serta menerapkan tarif 25% terhadap India sebagai respons atas pembelian minyak tersebut, Rusia tetap memposisikan diri sebagai mitra tepercaya.

Putin Kritik Standar Ganda Amerika Serikat

Dalam wawancaranya dengan media India, Putin secara terbuka menyentil standar ganda yang diterapkan Washington. Ia mengungkapkan bahwa AS secara pragmatis masih mengimpor bahan bakar nuklir Rusia untuk kepentingan domestik mereka sendiri.

“Jika AS berhak membeli bahan bakar Rusia, mengapa India tidak boleh memiliki hak istimewa yang sama?” ujar Putin, sebagaimana dikutip dari CNBC International, Senin (8/12/2025).

Kerja Sama Energi Jangka Panjang

Selain minyak mentah, Rusia melalui Rosatom terus memasok reaktor dan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga nuklir Kudankulam di Tamil Nadu, yang memiliki kapasitas 6.000 megawatt. Putin menegaskan bahwa Moskow siap menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pengembangan energi India, mulai dari minyak, gas, hingga batu bara.

Meski demikian, India kini berada dalam posisi geopolitik yang sensitif. Di satu sisi, New Delhi menjaga pasokan murah dari Rusia, namun di sisi lain tetap memperkuat hubungan dengan AS melalui “kesepakatan bersejarah” impor 2,2 juta ton Gas Minyak Cair (LPG) per tahun dari Amerika Serikat guna menyeimbangkan neraca perdagangannya.