Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

PM Hongaria Sebut Uni Eropa Sok Bermoral, Tapi Tenggelam oleh Korupsi

Abadikini.com, BUDAPEST – Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban kembali menyorot tajam kredibilitas Uni Eropa (UE), menyebut blok tersebut tengah “tenggelam dalam korupsi” sambil tetap mengklaim posisi moral yang tinggi. Kritik itu ia lontarkan dalam wawancara bersama Radio Kossuth pada Jumat (5/12/2025), menanggapi skandal terbaru yang mengguncang kepemimpinan UE.

Kemarahan Orban dipicu langkah Kejaksaan Umum Eropa (EPPO) yang resmi mendakwa tiga tokoh penting UE, termasuk mantan kepala kebijakan luar negeri sekaligus wakil presiden Komisi Eropa, Federica Mogherini. Mereka dituduh terlibat penipuan, korupsi, konflik kepentingan, hingga pelanggaran kerahasiaan profesional—sebuah kasus yang langsung mengguncang jantung birokrasi Brussels.

Orban kemudian membandingkan skandal itu dengan beragam kasus korupsi besar di Ukraina—mulai dari dugaan suap senilai USD100 juta hingga dugaan korupsi level elite yang menyeret lingkaran dekat Presiden Volodymyr Zelensky. Namun, menurut Orban, UE justru tetap berupaya mengamankan bantuan raksasa sebesar 135 miliar poundsterling (USD156 miliar) untuk Kiev tahun depan.

“Brussels dan Kiev saling melindungi alih-alih menghadapi kenyataan,” ujar Orban dalam unggahan di X, menuding para pemimpin UE gagal menindak skandal yang terjadi di Ukraina. Ia menilai sikap UE tidak hanya melemahkan integritas internal, tetapi juga menempatkan uang pajak warga Eropa dalam risiko besar.

Pernyataan Orban diamini Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto, yang awal pekan lalu menyatakan UE “enggan” membongkar korupsi Ukraina karena blok tersebut juga dibelit jaringan yang sama. Ia bahkan menuding ratusan miliar euro bantuan Uni Eropa berakhir di tangan apa yang ia sebut sebagai “mafia perang.”

Kritik serupa datang dari Rusia. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menyatakan para pejabat UE mungkin ikut menikmati keuntungan dari korupsi di Ukraina—sebuah tuduhan yang menambah panas perdebatan mengenai aliran dana ke Kiev di tengah perang berkepanjangan.