Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

"Hotel Darurat" Stasiun Cikarang, Tempat Pekerja Menunggu Kereta Pagi Megapolitan 21 November 2025

“Hotel Darurat” Stasiun Cikarang, Tempat Pekerja Menunggu Kereta Pagi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Adit (50), seorang warga yang mengejar kereta paling pagi untuk berangkat kerja membagikan pengalamannya saat menginap di Stasiun Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Adit sudah dua kali menginap di
Stasiun Cikarang
yang dijadikannya “hotel darurat” agar tidak tertinggal kereta untuk
berangkat kerja
ke Banten.
Selama dua kali menginap, Adit mengaku tidak pernah sekalipun tidur.
Sebab ketika pertama kali dia menginap di sana, Adit diusir oleh petugas stasiun setelah mendekati pukul 01.00 WIB.
“Waktu itu kan saya nge-charge baterai handphone. Baru dapat sedikit, petugas meminta saya dan warga lain keluar stasiun. Katanya memang di area dalam tidak boleh untuk menginap,” tutur Adit saat ditemui
Kompas.com
di Stasiun Cikarang, Jumat (21/11/2025).
Setelahnya, Adit langsung menuju ke lantai I stasiun di bagian pintu masuk.
Di sana ia beristirahat sambil menunggu kereta pertama jurusan Cikarang-Angke.
Adit bilang, ia juga tidak memejamkan mata saat beristirahat di lantai I.
Sebab ia takut ada orang tak dikenal yang berbuat jahat.
Hal itu berdasarkan pengalamannya saat menginap di stasiun lain saat ketinggalan kereta malam untuk pulang ke Cikarang.
“Saya kan sering ketinggalan kereta ya. Ya di Rangkasbitung, di Manggarai juga pernah. Kalau di Rangkasbitung cenderung aman, petugasnya pun ramah. Pas di Manggarai wah itu ngeri, banyak preman saat nunggu di luar stasiun. Di Cikarang ini sepi, jadi saya waspada juga,” tuturnya.
Adit menuturkan, kegiatan menginap sengaja dilakukan agar tidak tertinggal KRL Jurusan Cikarang-Angke yang berangkat sekitar pukul 04.00 WIB.
Menurutnya, jadwal keberangkatan paling pagi sengaja ditunggu supaya tidak kesiangan sampai di tempat kerjanya Krenceng, Cilegon, Banten itu.
Adit baru sebulan bekerja di Banten. Seminggu dua kali ia pulang ke Cikarang untuk menjenguk keluarga.
Pada Kamis malam sekitar pukul 22.30 WIB, ia berangkat dari rumahnya untuk menunggu kereta di Stasiun Cikarang.
Menurutnya, perjalanan ke Krenceng membutuhkan waktu lebih dari 5 jam. Adit memperkirakan bisa tiba di Krenceng sekitar pukul 10.00 WIB.
“Jadi dari Cikarang ini, saya naik KRL jurusan ke Angke. Lalu nanti dari Angke naik lagi jurusan ke Rangkasbitung. Dari situ naik ke jurusan Merak. Nah saya turunnya di Krenceng,” jelas Adit.
Sebenarnya, Adit punya pilihan untuk naik bus umum. Namun, menurutnya biaya yang dihabiskan jauh lebih mahal untuk sekali jalan.
Selain itu ada risiko ketinggalan bus dan macet di jalan yang memakan waktu.
Sementara menurut Adit perjalanan naik KRL ke Krenceng tidak sampai menghabiskan Rp 20.000 untuk sekali jalan.
“Jadi walau harus berganti-ganti kereta, dan nginep di stasiun ya saya jalani saja. Lebih praktis. Saat perjalanan saya bisa tidur di kereta. Sampai lokasi kerja nanti sudah segar,” tutur Adit.
Ia mengaku tidak ada persiapan khusus untuk menginap di stasiun. Hanya jaket dan perlengkapan toilet yang dibawa.
Sementara untuk obat-obatan Adit mengaku bisa membeli di perjalanan.
Sambil bergurau, Adit menyebut persiapan utama untuk menginap di stasiun adalah mental dan keberanian.
Pasalnya sebagai pekerja proyek ia kerap terlambat mengejar kereta saat akan pulang ke Cikarang.
Jika sudah begitu, Adit akan menginap di Stasiun Rangkasbitung atau Manggarai.
Sayangnya tak semua stasiun kondisinya aman.
“Memang tantangannya dingin sih. Tapi kan pakai jaket. Tapi yang utama itu mental, kalau ada petugas yang judes, kalau ada preman atau orang jahat, biar kita sabar menghadapi,” tuturnya.
Warga lainnya, Eri, mengaku memilih untuk mengobrol dengan warga lain selama
menginap di Stasiun Cikarang
.
Saat dijumpai
Kompas.com
di depan stasiun pada Jumat dini hari, Eri sedang berkumpul dengan sesama warga yang menunggu kereta pagi.
Mesk tidak kenal, ia memilih duduk bersama-sama mereka setelah petugas kemanan meminta warga yang menunggu kereta pagi untuk keluar dari stasiun.
“Bersama-sama saja. Tadi kan duduk bareng waktu di kursi tunggu di dalam stasiun sudah ngobrol dikit-dikit. Kita senasib. Kalau tidur saya takut ada apa-apa karena tidak kenal daerah sini,” ungkapnya.
Eri bilang, baru sekali bermalam di Stasiun Cikarang.
Ia tidak bekerja atau tinggal di Cikarang tetapi baru saja berkunjung ke rumah temannya yang terkena musibah dan kemalaman saat sampai di stasiun.
Menurut Eri, lebih baik menunggu kereta pagi dibandingkan harus membayar mahal untuk pulang ke rumah.
“Mau pulang tapi tidak ada ongkos. Ya saya menunggu di sini dulu. Nanti mau naik KRL paling pagi, yang jam 04.00 WIB. Ke arah Tangerang Selatan, ” tuturnya.
“Kebetulan tidak bawa motor. Jadi menunggu saja yang ongkosnya murah. Saya mau duduk di luar stasiun sambil menunggu,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.