Pedagang Thrift Nilai Selera Pasar Jadi Penyebab Produk Lokal Sulit Bersaing
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah pedagang
thrift
di Pasar Baru menilai polemik soal barang impor bekas yang dianggap mematikan industri lokal tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi di lapangan.
Mereka menyebut perubahan selera konsumen, model pakaian yang lebih variatif, hingga pergeseran perilaku belanja menjadi faktor utama yang membuat
produk lokal
kalah bersaing.
Salah satu pedagang, Roy (47), menyampaikan bahwa pasar kini lebih mencari kualitas dan keunikan produk
thrift
. Ia menilai persoalan yang muncul bukan semata terkait keberadaan barang impor bekas.
Menurut Roy, konsumen
thrifting
datang karena mencari model pakaian yang unik dan beragam, sesuatu yang menurutnya tidak banyak ditemukan pada produk lokal.
“Enaknya di
thrifting
ini kan hampir rata-rata dia terbaik. Jadi orang udah terbaik, murah, walaupun itu sebenarnya hitungannya bekas atau
second
dari sana,” ujarnya saat ditemui di
Pasar Baru
, Jumat (21/11/2025).
Ia menjelaskan, banyak pembeli memilih
thrift
karena setiap item cenderung berbeda satu sama lain.
“Rata-rata kan dia satu (model) item, enam
pieces
(model) . Kalau ini kan hampir semuanya beda-beda (model),” katanya,” jelasnya.
Roy juga menyebut sejumlah
brand
lokal justru menjadikan produk
thrift
sebagai referensi model.
“Dari (
brand
) lokal-lokal yang sekarang ini dia ngambilnya rata-rata dari
thrifting
, entar mereka liat modelnya,” ujarnya.
Roy tidak menampik bahwa keberadaan
thrift
berpengaruh pada pasar. Namun ia menilai faktor utamanya terletak pada perubahan perilaku belanja masyarakat dan perkembangan teknologi.
“Iya, sebenarnya memang sih kita menjatuhi pasar. Tapi kan lihat dari orangnya. Enggak semua orang juga bisa suka
second
. ‘Ih, saya alergi lihat
second
’, bisa orang begitu,” ujarnya.
Menurut dia, produk lokal kalah bukan karena barang
thrift
semata, melainkan karena pasar kini berpindah ke
platform
digital.
“Sebenarnya dia bisa kalah karena di
market
-nya. Contoh, orang
market
-nya di
live
media, kebanyakan dipakai
second
. Kenapa enggak sih pakaian baru digituin juga? Pasti mereka akan kesaing juga,” katanya.
Roy menegaskan bahwa
thrifting
bukan penyebab utama melemahnya industri lokal, mengingat praktik jual-beli barang bekas juga terjadi di banyak negara.
“Di luar negeri, di Asia, banyak di Eropa dan Amerika juga mereka juga jual
thrifting
. Kenapa kita yang negara paling bawah malah ribut?” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Pedagang Thrift Nilai Selera Pasar Jadi Penyebab Produk Lokal Sulit Bersaing Megapolitan 21 November 2025
/data/photo/2025/12/06/69342da64f7be.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69341f9033588.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340c90d8e99.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896da5e4748b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340d46b04da.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)