Bubur Ayam Sunda Jadi Andalan Saat CFD, Pembeli Antre hingga 20 Menit
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warung bubur ayam khas Sunda di Jalan Blora, Sudirman, Jakarta Pusat, setiap pagi diserbu pembeli. Khususnya saat
car free day
setiap hari Minggu.
Warga rela mengantre hingga hampir setengah jam demi seporsi bubur ayam yang dikenal dengan kuah kaldunya yang gurih dan porsinya yang besar.
Kompas.com
pun ikut dalam arus antrean, Minggu (19/10/2025), dan menunggu sekitar 20 menit.
Sebagian pembeli berdiri di trotoar sambil menunggu giliran dilayani.
Beberapa di antaranya datang setelah berolahraga pagi di sekitar Sudirman dan Dukuh Atas.
Antrean perlahan bergerak maju. Gerobak bubur ayam itu tampak mencolok dengan material kayu jati dan dibagian depan kaca gerobak ditempel stiker bergambar wajah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan tulisan Balad KDM, seolah menjadi penanda kuat identitas Sunda dari warung tersebut.
Sang penjual tampak sibuk menuangkan bubur ke puluhan mangkuk yang berjajar.
Dengan cekatan, ia menambahkan kerupuk, irisan cakwe, kacang, bawang goreng, hingga suwiran ayam di atasnya.
Bubur ayam ini sama seperti bubur ayam pada umumnya, tetapi ukurannya lebih besar dan disediakan kuah kuning.
“Makan di sini? Dibawa pulang? Campur?” tanya sang penjual kepada pembeli.
Menurut salah satu pegawai, Yusuf, warung ini buka setiap hari mulai pukul 05.30 WIB
“Kalau hari Minggu kita buka jam 05.30 WIB dan biasanya karena ramai yang lari pagi jadi jam 14.00 WIB juga sudah tutup. Biasanya kita tutup jam 22.00,” ujar Yusuf, Minggu.
Dalam sehari, warung ini menghabiskan sekitar 16 liter beras yang disajikan dari dua dandang besar. Pada hari libur, pendapatan bisa meningkat hingga tiga kali lipat.
Harga satu porsi bubur ayam dibanderol Rp 18.000, sedangkan setengah porsi dihargai Rp 15.000.
Tersedia pula aneka sate pelengkap yakni sate ati ampela, usus, dan jantung ayam dengan harga Rp 3.000 per tusuk.
Salah satu pembeli Irma (37), warga Depok, memboyong ketiga anaknya untuk datang menyantap semangkuk bubur ayam hangat itu.
“Saya kerja di Jakarta kan, jadi sudah tahu ada bubur ini biasa makan di sini. Jadi pas habis olahraga langsung sarapannya bubur aja, anak-anak juga suka,” ucap Irma, Minggu.
Irma mengaku tidak berkeberatan harus menunggu cukup lama. Baginya, antre panjang sepadan dengan porsi besar dan rasa gurih yang didapat.
“Walau ngantre, tapi karena porsinya besar jadi enggak masalah,” ujar dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Bubur Ayam Sunda Jadi Andalan Saat CFD, Pembeli Antre hingga 20 Menit Megapolitan 19 Oktober 2025

/data/photo/2025/11/18/691c9373649f2.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)

/data/photo/2025/01/01/67749ab580622.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4020491/original/023672700_1652339053-20220512-Aksi-Buruh-Peringati-Mayday-8.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3233957/original/029633300_1599717942-20200910-Jakarta-Tarik-Rem-Darurat_-Ganjil-Genap-Ditiadakan-dan-Transportasi-Umum-Dibatasi-2.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69341f9033588.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340c90d8e99.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896da5e4748b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340d46b04da.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)