Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ketua RT Ungkap Momen Tegang Penggerebekan Rumah Penyekapan di Pondok Aren Megapolitan 15 Oktober 2025

Ketua RT Ungkap Momen Tegang Penggerebekan Rumah Penyekapan di Pondok Aren
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Ketua RT 14 Pondok Aren, Airlangga (45), mengisahkan detik-detik penggerebekan rumah yang diduga menjadi lokasi penyekapan dan penganiayaan di wilayahnya pada Senin (14/10/2025) malam.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Airlangga didatangi oleh tiga anggota polisi dari tim Resmob Polda Metro Jaya yang meminta dirinya untuk mendampingi proses penggeledahan di rumah Jalan Eboni 2.
“Jadi saya dijemput oleh tim Resmob ke rumah, ada tiga orang. Mereka minta izin saya untuk mendampingi proses penggeladahan rumah. Ternyata pas saya sampai sana, memang proses penangkapan sudah terjadi,” ujar Airlangga saat ditemui
Kompas.com,
Rabu (15/10/2025).
Airlangga mengatakan, ia tidak menyaksikan langsung proses penangkapan para pelaku.
Ketika tiba di lokasi, para terduga pelaku sudah berada di dalam mobil polisi.
“Jadi, saya nggak menyaksikan proses penangkapan. Saya hanya menyaksikan proses penggeladahan rumah tersebut,” katanya.
Selama sekitar satu jam penggeledahan, polisi menemukan sejumlah barang yang mencurigakan.
“Ditemukan beberapa stel seragam polisi, satu pucuk senjata rakitan, air softgun, dan enam butir peluru,” jelas Airlangga.
Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan lima orang terduga pelaku dan tiga korban.
Dari lima pelaku tersebut, satu di antaranya adalah perempuan.
Awalnya polisi hanya meminta pendampingan karena kasus tersebut diduga berkaitan dengan penyekapan.
Namun, saat proses penyitaan barang bukti dilakukan, polisi menemukan rekaman video penyiksaan terhadap tiga korban yang belakangan viral di media sosial.
“Jadi ada satu orang polisi yang bawa video penyiksaan itu. Mungkin dari handphonenya si salah satu pelaku. Saya enggak punya videonya. Saya cuma dikasih nonton aja dan ada penyiksaan,” ujarnya.
Rumah yang menjadi lokasi kejadian diketahui milik seorang warga bernama Nanang, yang kini sudah pindah ke luar kota.
Rumah tersebut kini ditempati oleh anaknya, Adit, bersama beberapa rekannya.
“Adit punya anak buah namanya Viktor. Sebatas itu saja yang saya tahu,” kata Airlangga.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, pihaknya telah menangkap tiga orang terkait kasus penculikan dan penyiksaan dengan modus jual beli mobil di wilayah Pondok Aren.
Ia menyebut, para pelaku berpura-pura sebagai pembeli mobil sebelum akhirnya menganiaya korbannya.
“Kemudian mendatangi korban, korban yang berencana menjual mobil, kemudian dilakukan penganiayaan (oleh para pelaku),” ujar Ade Ary.
Hingga kini, Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih mendalami kasus tersebut.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan tiga pria tanpa baju duduk saling membelakangi.
Mereka tampak mengoleskan cairan yang disebut balsem ke punggung masing-masing, sementara di tubuh mereka terdapat luka-luka.
Unggahan akun Instagram
@wargajakarta
menyebutkan, peristiwa itu berawal dari sepasang suami istri (pasutri) yang berniat membeli mobil di wilayah Pondok Aren.
Sang suami mengajak dua rekannya untuk menemani transaksi.
Namun, bukannya bertemu penjual, mereka justru dibawa ke sebuah rumah dan disekap oleh sekelompok pria.
“Di lokasi itu, tiga pria korban mengalami penganiayaan, sementara sang istri berhasil melarikan diri setelah dua hari disekap oleh para pelaku,” tulis akun tersebut.
Adapun kronologi yang beredar di media sosial tersebut belum merupakan versi resmi dari kepolisian.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.