Menikmati Wajah Baru Ragunan di Bawah Cahaya Malam
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Taman Margasatwa Ragunan (TMR) resmi membuka jam operasional malam perdananya melalui program “Night at The Ragunan Zoo”, Sabtu (11/10/2025).
Antusiasme pengunjung sudah terlihat bahkan sebelum gerbang dibuka.
Beragam kelompok usia tampak penasaran ingin merasakan pengalaman baru menjelajahi kebun binatang di malam hari — sebuah program yang digagas Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Dalam pembukaan perdana ini, hanya beberapa satwa yang ditampilkan kepada pengunjung.
Di antaranya mamalia kecil, harimau Sumatera, kuda nil, serta sejumlah reptil yang diberikan makan dalam atraksi
feeding time
oleh para zookeeper.
Untuk menyaksikan atraksi tersebut, sebagian pengunjung menyewa
buggy car
untuk berkeliling menembus jalanan Ragunan yang masih minim pencahayaan.
Di kawasan mamalia kecil, petugas memperkenalkan dua ekor binturong bernama Fitri dan Ranti.
“Ini mereka (binturong) tidak akan terganggu dengan cahaya lampu karena nokturnal, ini termasuk kelompok musang,” ujar seorang
zookeeper
.
Aktivitas satwa nokturnal di bawah langit malam menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.
Meski antusias, sejumlah pengunjung mengeluhkan minimnya penerangan di beberapa titik kawasan Ragunan.
Menurut Mia (32), pengunjung asal Jagakarsa, area berkumpul pengunjung masih cukup gelap meskipun sudah ada tambahan lampu.
“Tadi cahaya ada dari yang lampu jalan sama yang di area pejalan kaki, sisanya tuh dari
booth
yang jual makanan. Jadi masih terlalu gelap sih,” ujar Mia kepada
Kompas.com.
Ia berharap pencahayaan dapat ditambah agar aktivitas pengunjung di malam hari lebih nyaman.
“Di sini kan luas, jadi biar enggak rabun melihat ke jarak yang jauh,” katanya.
Hal serupa disampaikan Kiki (27), pengunjung asal Jatipadang yang rutin berolahraga di Ragunan. Ia menilai penerangan yang ada hanya sekitar 10 persen dari ekspektasinya.
“Pas ditutup juga sedikit kecewa sih, pencahayaannya kurang banget. Tadi merasa masih gelap, hampir ketabrak anak-anak juga,” ungkap Kiki.
Kiki juga menyayangkan ditutupnya
jogging track
selama wisata malam berlangsung, sehingga pelari harus berbagi jalur dengan pejalan kaki.
“Sekarang kan terbatas (rute larinya). Disayangin banget sih, ya. Soalnya
track
larinya itu kan benar-benar enak buat lari,” ujarnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Fajar Sauri, menjelaskan bahwa penerangan memang sengaja dibatasi demi menjaga kenyamanan satwa yang beristirahat di malam hari.
“Memang ada beberapa area yang tidak boleh diterangkan karena menyangkut lingkungan area satwa yang tidak aktif di malam hari. Kami takut mengganggu,” jelas Fajar di lokasi.
Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, mengatakan evaluasi tersebut akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan berikutnya karena pencahayaan menjadi faktor penting untuk kenyamanan pengunjung sekaligus kesejahteraan satwa.
“Sudah pasti (kami evaluasi), dari beberapa kali kami lakukan simulasi, penerangan pun jadi satu hal prioritas ya,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, penambahan cahaya hanya dimungkinkan di area publik seperti lapangan, taman, dan area piknik.
Namun, pengaturan penerangan tetap harus memperhatikan kenyamanan satwa, terutama agar tidak terlalu banyak menerima paparan cahaya yang dapat mengganggu aktivitas mereka.
Ia menuturkan, intensitas cahaya di sekitar area pengunjung saat ini sudah diukur dan berada dalam batas aman bagi satwa di kandang terdekat.
Fajar menambahkan, pelaksanaan perdana Night at The Ragunan Zoo akan menjadi bahan evaluasi bagi Pemprov DKI.
Salah satunya terkait ketersediaan
buggy ca
r yang jumlahnya masih terbatas dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang mencapai 3.635 orang.
“Memang
buggy car
-nya itu terbatas, karena untuk melihat satwa harus pakai buggy car. Kalau kita jalan kaki terlalu jauh,” kata Fajar.
Selain fasilitas, Pemprov juga akan mengevaluasi perilaku satwa yang terlibat dalam atraksi malam hari. Para
zookeeper
diminta melaporkan kondisi satwa pasca acara untuk memastikan kesejahteraannya.
“Apakah satwa itu stres atau tidak? Itu akan kami evaluasi. Atau secara perilaku, perilakunya berubah atau tidak (itu harus kami lihat lagi),” ujar Fajar.
Menurut dia, pemerintah akan melakukan inventarisasi ulang terhadap jenis satwa yang benar-benar aktif di malam hari dan aman dikunjungi.
“Evaluasi dalam waktu cepat setelah malam ini. Besok kami data, kami evaluasi, dan ke depan kami akan buka lagi,” kata Fajar.
Program Night at The Ragunan Zoo dijadwalkan kembali dibuka pada Sabtu (18/10/2025) dengan jam operasional pukul 18.00–22.00 WIB.
(Penulis: Dinda Aulia Ramadhanty)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Menikmati Wajah Baru Ragunan di Bawah Cahaya Malam Megapolitan 12 Oktober 2025

/data/photo/2025/12/19/694527fd71214.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)

/data/photo/2025/03/24/67e0fd139ed92.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/12/19/69452c70a6e5c.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)

/data/photo/2025/12/19/694533fa19596.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/19/694527fd71214.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/01/692cf423945a4.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/19/694508d487fd2.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/19/69454bce9aae0.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/19/69450c52b9555.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)