Stafsus Ungkap “Legacy” yang Disiapkan Pramono-Rano untuk Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Yustinus Prastowo mengatakan, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung–Rano Karno, tengah menyiapkan sejumlah legacy atau peninggalan yang akan mereka tinggalkan setelah masa jabatan berakhir.
Menurut Yustinus, Pramono-Rano ingin melanjutkan sekaligus memperkuat pembangunan yang sudah dirintis oleh gubernur sebelumnya di Jakarta.
“Apa
legacy
yang mau diwariskan oleh Pak Pramono dan Bang dul secara fisik jelas ingin melanjutkan merawat yang sudah dibangun,” ucap Yustinus dalam dalam Balkoters Talk ‘Akselerasi Langkah Strategis Jakpro Wujudkan Jakarta sebagai Kota Global’ di Pressroom Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).
“Legacy apa yang mau diberikan dalam umumnya, kami juga sadar sepenuhnya jangan sampai lima abad lalu latah-latahan saja menjadi sekedar jargon tagline yang kosong banget,” lanjut Yustinus.
Salah satu
legacy
yang ditekankan oleh Yustinus adalah peningkatan konektivitas Jakarta International Stadium (JIS)di Jakarta Utara.
Ia memastikan stadion yang dibangun pada era Gubernur Anies Baswedan itu tidak akan dianaktirikan, justru akan diperkuat aksesibilitasnya.
“JIS bukan lalu dianaktirikan tapi justru diutamakan dengan cara apa dibantu konektivitasnya,” kata dia.
Saat ini, pembangunan jembatan penghubung JIS–Ancol sedang berlangsung dengan dukungan dari BTN, agar akses ke stadion menjadi lebih mudah dan memiliki daya dukung yang lebih kuat.
Selain itu, Pemprov DKI juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk pembangunan stasiun KRL baru di depan JIS, serta mempersiapkan rute LRT menuju kawasan utara Jakarta.
Langkah ini diharapkan dapat membuka kawasan ekonomi baru dan mempermudah mobilitas masyarakat menuju JIS.
“Nanti rute LRT yang menuju ke area Utara itu akan membuka kawasan ekonomi baru termasuk mempermudah yang mengakses JIS,” ungkap Yustinus.
Selain JIS, proyek lain seperti Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Velodrome juga menjadi bagian dari legacy yang diperkuat oleh Pramono–Rano.
Yustinus menjelaskan,
legacy
lain yang tak kalah penting adalah penguatan budaya Betawi sebagai identitas utama Jakarta. Hal ini merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 yang menegaskan budaya Betawi sebagai budaya utama ibu kota.
“Pak Gubernur sangat jelas keberpihakannya terhadap budaya Betawi. Ini bukan sesuatu yang artifisial, tapi menyentuh hal-hal mendasar,” ungkap Yustinus.
Menurut dia, keberpihakan tersebut diwujudkan melalui pembentukan Lembaga Adat Betawi, serta pemasangan ornamen khas Betawi di kawasan perbatasan Jakarta.
Upaya ini menjadi penguat terhadap masyarakat Betawi, termasuk dalam penguatan ekonomi masyarakat lokal agar tidak tertinggal.
Bidang transportasi juga disebut sebagai salah satu legacy utama yang akan ditinggalkan.?
Yustinus optimistis dalam waktu dekat konektivitas transportasi publik di Jakarta akan semakin baik, terutama sebagai bagian dari dukungan terhadap pengembangan wilayah aglomerasi Jabodetabek.
Salah satunya dibukanya rute Transjabodetabek yang menjangkau sejumla wilayah penyangga seperti Depok, Bogor, hingga Banten.
“Bahkan Transjakarta juga sudah dibuka rute Ancol- Blok M dan itu juga dukungan, termasuk yang lain-lain termasuk TIM, Velodrome dan lain-lain itu legacy yang mau diperkuat,” lanjut Yustinus.
Selain transportasi, Pemprov DKI juga fokus pada pengelolaan sampah, yang selama bertahun-tahun menjadi masalah klasik ibu kota.?Yustinus mengatakan, kini ada optimisme baru dengan dukungan sektor swasta melalui Jakpro untuk mewujudkan proyek Intermediate Treatment Facility (ITF).
“Pengelolaan sampah yang bertahun-tahun tidak bisa diselesaikan ini dengan dukungan Danantara dengan private sector kita optimis nanti melalui JAKPRO akan segera bisa kita kerjakan satu proyek ITF yang menjadi jalan keluar untuk problem sampah di Jakarta,” kata dia.
Terakhir, Yustinus menyebut dalam menjalankan pemerintahan di Jakarta Pramono bersikap terbuka dan inklusif
Ia mengatakan, Pemprov DKI saat ini sedang menyusun aturan baru berupa Peraturan Gubernur (Pergub) tentang disabilitas, yang disiapkan bersama berbagai organisasi masyarakat.
Tujuannya agar aturan itu tidak dibuat sepihak, tapi benar-benar sesuai kebutuhan dan aspirasi penyandang disabilitas di Jakarta.
Tak hanya itu, warisan penting lainnya adalah budaya kerja dan sistem birokrasi baru yang menempatkan pelayanan publik sebagai prioritas utama.
“Kemarin kami menerima YLBI, YLKI dan lain-lain. Kami hanya ingin melibatkan mereka supaya ini partisipatoris dan inklusif dalam membangun Jakarta, artinya apa legasi kita adalah budaya kerja, sistem, tata kelola birokrasi baru yang memang paradigma melayani itu yang ingin dibangun,” ungkap Yustinus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Stafsus Ungkap "Legacy" yang Disiapkan Pramono-Rano untuk Jakarta Megapolitan 10 Oktober 2025

/data/photo/2025/11/27/6927c92651c09.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4940398/original/050812400_1725881288-WhatsApp_Image_2024-09-09_at_18.23.46.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2019/10/09/5d9df098cadef.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/6933d218396ce.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/6933b0d037df8.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2023/08/28/64ec7c8b95ce2.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/05/693230daa69eb.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/6933b85c67abd.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/05/6932c987197cb.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)