Sisi Gelap Anak Cerdas Istimewa, Antara Jenius dan Ledakan Emosi
Tim Redaksi
KOMPAS.com –
Di balik citra jenius dan kemampuan yang melampaui usianya, anak-anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CIBI) memiliki “sisi gelap” yang berisiko menjadi tak terkendali apabila tidak ditangani dengan tepat.
Pengalaman ini diungkapkan oleh David (44) dan Diana (40), sepasang orangtua dari seorang anak CIBI bernama Aiden.
Menurut mereka, kecerdasan yang dimiliki putranya ibarat pedang bermata dua. Alasannya, anak-anak CIBI biasanya memiliki regulasi emosi yang tidak stabil, membuat mereka sering kali tak terkendali saat merasakan suatu emosi.
David menyebut, buruknya regulasi emosi anak CIBI terlihat dalam bentuk ledakan emosi dan sikap agresif secara fisik yang sulit dikendalikan.
“Anak saya itu kalau dia merasakan sesuatu, bisa sangat dalam. Termasuk ketika marah, sama teman sekolahnya, dia bisa nyerang anak itu,” jelas David saat ditemui
Kompas.com
, Rabu (8/10/2025).
Dalam konteks mengelola emosi berupa amarah, David menyebut anaknya kerap menyimpan dendam secara mendalam.
Perasaan negatif seperti sakit hati atau benci yang dirasakan anaknya dinilai bisa membekas sangat lama.
Salah satu contohnya, ketika Aiden merasa dijauhi oleh teman-temannya karena tidak bisa bergaul seperti anak-anak lain.
“Kalau udah benci tuh dalam banget gitu. Dia attack temennya, ditendang-tendang gitu. Frustrasinya tuh dalam banget,” kata David.
Menurutnya, anak-anak CIBI memang memiliki kelemahan dalam kemampuan pengelolaan emosi dan kepekaan sosial.
Akibatnya, kecerdasan tinggi yang mereka miliki kerap memiliki celah besar dibanding empati sosialnya.
David mengingat satu hal yang paling membekas saat berkonsultasi dengan psikolog mengenai kondisi anaknya.
“Gara-gara itu, saya inget banget, kasarnya ya, secara hiperbola, anak kayak gini itu bisa jadi Elon Musk atau justru bisa jadi Hitler. Makanya kalau kita salah nanganin dia, akibatnya bisa fatal,” ujar David mengingat ucapan psikolognya.
Selain itu, ia juga menyebut pernah mendapat peringatan dari psikolog mengenai potensi anak CIBI yang bisa menjadi manipulatif.
Anak-anak CIBI dinilai mampu menggunakan kemampuan logika dan berpikir kritisnya yang jauh di atas rata-rata untuk memanipulasi orang lain.
David mencontohkan hal itu saat dirinya menerapkan prinsip parenting dengan sistem hadiah.
“Gini, dia itu pintar sekali. Dia bisa tumbuh dengan mencari celah, sistem parenting kita bisa dimanfaatin. Nanti lama-lama dia jadi manipulatif dan jadi begitu ke semua orang,” jelasnya.
Tak berhenti di sana, Diana, ibu Aiden, menyoroti bahwa anak-anak CIBI sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Pola pikir mereka yang terus bekerja keras dan mendalam membuat mereka mudah cemas dan depresi, terutama saat perfeksionisme mereka gagal terpenuhi dalam mengerjakan sesuatu.
“Anak-anak itu lebih rentan terhadap depresi dan
anxiety
sebenarnya, karena dia terlalu dalam kalau
overthinking
,” kata Diana.
Jika perasaan ini tidak divalidasi dan mereka merasa tidak dimengerti, risikonya bisa sangat serius.
“Kalau enggak pernah merasa dipahami, bisa sampai tahap kayak pengin bunuh diri. Kita enggak tahu kan kasus-kasus anak yang tiba-tiba bunuh diri karena stres itu bisa jadi karena dia tekanannya begitu besar kan,” lanjutnya.
Bagi David dan Diana, memiliki anak CIBI bukanlah sebuah kebanggaan untuk dipamerkan.
Sebaliknya, mereka mengajak para orangtua agar tidak terlena dengan kepintaran yang ditunjukkan anak-anaknya.
David menegaskan bahwa mendidik anak CIBI tak berarti orangtua bisa membiarkan segalanya dengan dalih “bakat istimewa.”
“Jelas sekali anak ini juga punya sisi gelap, yang kalau dibiarkan tanpa batas, justru bisa membahayakan, fatal,” tegas David.
Ia juga menekankan pentingnya perhatian orangtua dalam memastikan kecerdasan anak tumbuh ke arah yang positif, bukan sebaliknya.
“Saran saya, orangtua jangan sampai terlena. Pada akhirnya, kita harus tetap berjuang menjaga mereka. Mereka ini anak kita, bukan semata-mata trofi untuk dipamerkan,” pungkas David.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sisi Gelap Anak Cerdas Istimewa, Antara Jenius dan Ledakan Emosi Megapolitan 9 Oktober 2025
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433939/original/066225800_1764907692-Personel_TNI_AD_memasang_perangkat_Starlink.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)


/data/photo/2025/10/09/68e78c6839b41.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)


/data/photo/2025/12/06/69340c90d8e99.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896da5e4748b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340d46b04da.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2013/05/20/1108584-bil--inspeksi-mendadak--780x390.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)