Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Akademisi IPB Ingatkan Ibu Hamil dan Anak Paling Rentan Terpapar Radiasi CS-137 Cikande – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Kasus dugaan paparan radioaktif CS-137 di Cikande, Kabupaten Serang, Banten menjadi sorotan publik, setelah sembilan orang dirawat di RS Fatmawati Jakarta akibat insiden ini.

Ancaman zat radioaktif tidak hanya berdampak langsung pada kesehatan, tetapi juga menimbulkan risiko jangka panjang hingga memengaruhi generasi mendatang.

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, Laila Rose Foresta, mengatakan, radiasi tidak memiliki bau, rasa, atau warna. Namun, jika jumlahnya sangat tinggi, tubuh bisa langsung memberi tanda misalnya luka bakar pada daerah kulit yang terkena, atau rasa mual, muntah, hingga lemas hanya beberapa jam setelah terpapar.

“Gejala ini disebut acute radiation syndrome (ARS). Tapi kalau jumlahnya kecil dan berulang, tubuh tidak langsung memberi sinyal bahaya. Radiasi bisa diam-diam mengendap di organ, lalu merusak sel sedikit demi sedikit,” kata Laila, Minggu (5/10/2025).

Ia mengungkapkan, efek paparan radiasi dapat berbeda pada setiap orang. Efek inilah yang disebut dengan efek stokastik.

“Dalam jangka pendek, paparan radiasi tinggi bisa menyebabkan gangguan saluran cerna hingga menurunkan sel darah putih. Namun dalam jangka panjang, risikonya lebih serius seperti kanker, katarak, hingga menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang yang menimbulkan anemia, leukopenia, hingga leukemia,” jelasnya.

Menurutnya, anak-anak dan ibu hamil merupakan kelompok paling rentan terhadap paparan radiasi.

“Sebab sel dalam tubuh seorang anak masih dalam masa pertumbuhan. Paparan radiasi berulang dapat menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan tersebut, keterlambatan perkembangan otak, hingga masalah hormonal pada anak,” urainya.

Selain itu, radiasi juga menimbulkan risiko tinggi pada sistem reproduksi. Radiasi, kata Laila, dapat menurunkan kesuburan akibat kerusakan produksi sel sperma atau ovum. Pada ibu hamil, terutama trimester pertama, paparan radiasi bisa meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, cacat bawaan, hingga retardasi mental pada bayi.

“Kalau radiasi mengenai sel germinal, mutasi DNA bisa diwariskan ke generasi berikutnya. Jadi risikonya bukan hanya untuk pasien, tapi juga keturunannya,” tegasnya.