Liputan6.com, Jakarta Tantangan besar tengah menghantui pengelolaan sampah di Jakarta. Satu-satunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang kian menjulang tinggi hingga 59 meter dan terancam over topping. Untuk mencegah krisis sampah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya melalui pengoperasian Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara.
Fasilitas ini ditargetkan segera beroperasi dengan sejumlah penyempurnaan penting untuk menjamin keamanan dan kenyamanan warga. Di antaranya sistem berlapis untuk menjaga kualitas udara, mulai dari pengendalian debu dan gas buang hingga penetralisir bau.
Sejumlah warga yang tinggal maupun beraktivitas di sekitar RDF Plant Rorotan menyampaikan pandangan mengenai manfaat, tantangan, hingga harapan terhadap keberlanjutan fasilitas berstandar Eropa ini.
Salah satu warga Rorotan, Edy, menyebut RDF hadir sebagai jawaban atas masalah tumpukan sampah di TPA Bantargebang. “Tujuan RDF itu pengolah sekaligus pengurai sampah. Jadi, sampah yang tadinya cuma numpuk di TPA, bisa dibawa ke mari untuk didaur ulang atau diolah kembali menjadi bahan bakar ramah lingkungan,” ujarnya.
Meski begitu, Edy tak menampik masih ada tantangan dan kekhawatiran masyarakat. Salah satunya asap yang keluar dari cerobong saat proses pengolahan.
“Pas pengolahan RDF itu kan ada cerobong. Dari situ masih keluar asap. Nah, asap ini yang dikhawatirkan warga karena bisa ke udara, laut, atau tanah. Kalau ini bisa diatasi, pasti lebih baik dan asapnya tidak tercium,” ujarnya.
Warga Rorotan lainnya, Rijal, mengakui RDF berperan penting dalam pengelolaan sampah Jakarta, termasuk mengurangi ketergantungan pada TPA Bantargebang.
“Saya setuju dengan adanya RDF ini. Karena kalau sampah cuma ditumpuk terus-terusan, lama-lama bikin masalah. Bukan cuma bau, tapi juga jadi sumber penyakit. Dengan RDF, sampah bisa diolah lagi jadi sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.
Manfaat Ekonomi dan Peluang Kerja Baru
Perbesar
RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara. (Sumber: Pemprov DKI Jakarta)… Selengkapnya
Rijal menganggap RDF tak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menghadirkan peluang baru. Hasil olahan sampah dapat dimanfaatkan menjadi pupuk hingga bahan bakar alternatif. “Ada banyak dampak positifnya. Selain sampah berkurang, masyarakat sekitar juga dapat peluang kerja,” tambahnya.
Rijal berharap operasional fasilitas RDF bisa segera berjalan maksimal. “Sekarang kan masih masa uji coba, belum beroperasi penuh. Kalau nanti sudah berjalan maksimal, pasti dampaknya jauh lebih terasa,” ujarnya.
Senada dengan Rijal, warga lainnya, Mai, menilai keberadaan RDF bukan hanya mengatasi masalah sampah, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga. “Selain membantu menyelesaikan masalah sampah, manfaatnya juga membuka lapangan kerja. Pengangguran bisa berkurang karena banyak yang bisa kerja di sini,” jelasnya.
Ia juga melihat perubahan besar pada kondisi lingkungan sekitar. Jika dulu sampah sering berserakan hingga menimbulkan ketidaknyamanan, kini kondisinya lebih rapi. Meski begitu, Mai mengakui sebagian warga yang tinggal dekat RDF masih mengeluhkan bau.
“Buat saya pribadi nggak ada dampak langsung, karena rumah agak jauh. Tapi memang untuk yang dekat, tercium ada bau. Itu jadi PR supaya pengelolaan asap bisa lebih baik,” tambahnya.
Perbesar
RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara. (Sumber: Pemprov DKI Jakarta)… Selengkapnya
Baik Edy, Rijal dan Mai optimistis, RDF Plant Rorotan bisa menjadi solusi besar untuk persoalan sampah di Jakarta. Mereka menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar lebih banyak warga yang memahami manfaat RDF Plant Rorotan.
“Yang paling penting edukasi. Masyarakat harus dikasih tahu manfaat dan tingkat keamanannya, karena tujuannya biar lingkungan bersih dan sehat bagi warganya,” kata Edy.
Co-Founder Gudrnd, Muhammad Aldino sepaham bahwa RDF Plant bisa menjadi bagian dari solusi pengelolaan sampah ibu kota. Namun, Ia menekankan pentingnya sosialisasi lebih lanjut tentang teknologi RDF Plan Rorotan dan keberlanjutan.
“Pembakaran pasti ada asapnya, kita harus tahu kandungannya apa. Harus ada uji dan transparansi, jangan sampai cuma jadi pengadaan aja,” katanya.
Lebih jauh, Aldino mengingatkan peran warga dalam mendukung RDF bisa dimulai dari hal sederhana, yakni mengelola sampah pribadi.
RDF Plant Rorotan Perhatikan Aspek Lingkungan dan Kesehatan
Perbesar
RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara. (Sumber: Pemprov DKI Jakarta)… Selengkapnya
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menegaskan RDF Plant Rorotan dirancang dengan memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan warga. Kehadiran fasilitas ini diharapkan benar-benar mampu mengatasi persoalan sampah di Jakarta, bukan malah menambah masalah baru.
“Kami sangat memahami keresahan warga sekitar. Karena itu, setiap tahap pembangunan dilakukan dengan standar keamanan tinggi serta ruang komunikasi yang terbuka. Tujuannya, agar manfaat fasilitas ini bisa dirasakan bersama, sementara potensi dampak yang dikhawatirkan dapat ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Perbesar
RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara. (Sumber: Pemprov DKI Jakarta)… Selengkapnya
DLH DKI telah menambah tiga unit deodorizer untuk mengendalikan potensi bau di area proses, gudang produk, dan area residu. Fasilitas ini juga dilengkapi sistem pengendalian emisi mutakhir, antara lain Cyclone dan Bag Filter untuk menyaring partikulat debu, Wet Scrubber tambahan untuk menyisihkan polutan gas, Wet Electrostatic Precipitator untuk menangkap partikulat halus dan kabut, serta Carbon Active untuk menyerap senyawa kimia berbahaya.
“Semua peningkatan kami lakukan secara komprehensif. Kami pastikan operasional RDF Plant Rorotan aman, ramah lingkungan, dan tidak mengganggu masyarakat sekitar,” kata Asep.
Selain itu, DLH DKI juga telah memodifikasi dua fasilitas eksisting, yakni Wet Scrubber dan cerobong, agar emisi yang dilepaskan benar-benar aman serta sesuai baku mutu lingkungan. Selain itu, penambahan induced draft fan kedua dilakukan untuk mengoptimalkan aliran gas menuju cerobong sehingga lebih terkendali.
Teknologi Canggih, Standar Tinggi hingga Pendampingan Ahli
Perbesar
RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara. (Sumber: Pemprov DKI Jakarta)… Selengkapnya
RDF Plant Rorotan mengadopsi teknologi canggih asal Austria, Jerman, Italia, dan Belanda yang sudah terbukti unggul dalam pengolahan sampah. Teknologi tersebut memberikan jaminan tambahan bahwa operasional fasilitas ini berlangsung aman dan menghasilkan output yang berkualitas.
Dengan standar operasional tinggi, pengawasan berkelanjutan, pendampingan ahli ITB, serta dukungan teknologi Eropa, DLH DKI Jakarta berkomitmen menjaga kenyamanan sekaligus keselamatan warga.
“Kami ingin memastikan masyarakat tidak perlu gundah. RDF Plant ini hadir sebagai solusi pengelolaan sampah, bukan menambah masalah baru,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto.
Ahli Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Haryo S. Tomo, menegaskan RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara, menggunakan teknologi pengendalian emisi berstandar tinggi Air Pollution Control Devices (APCD), yang aman bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Perbesar
RDF Plant Rorotan, Jakarta Utara. (Sumber: Pemprov DKI Jakarta)… Selengkapnya
“Alat pengendalian pencemaran udara di RDF Plant Rorotan mengombinasikan unit-unit untuk menyisihkan partikulat, sulfur dioksida (SO2), oksida nitrogen (NOx), dan parameter lainnya. Standar baku mutu yang ditargetkan merujuk pada Permen LHK Nomor 70 Tahun 2016,” paparnya.
Haryo menjelaskan, proses pengeringan sampah menjadi RDF dilakukan secara mekanis melalui pembakaran sebagian produk RDF dengan suhu 800–1.000 °C. Gas panas hasil pembakaran kemudian dialirkan melalui Cyclone, Baghouse Filter, Wet Scrubber, Wet Scrubber tahap 2, Wet Electrostatic Precipitator (Wet ESP), hingga filter karbon aktif sebelum dilepas melalui cerobong.
“Implementasi teknologi ini telah teruji di sektor industri lain. Bahkan pada industri smelting, efisiensi Wet ESP bisa mencapai lebih dari 98 persen,” tambahnya.
Di samping pengoperasian RDF Plant Rorotan, upaya Pemprov DKI dalam mengatasi masalah sampah adalah melalui pengurangan sampah di sumber melalui program bank sampah dan budidaya maggot, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih, pengembangan RDF di TPA Bantargebang.
DLH DKI Jakarta berharap, dengan keterlibatan masyarakat dan dukungan berbagai pihak, RDF Plant Rorotan menjadi tonggak penting dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
(*)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432140/original/085176600_1764758142-IMG_4244.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4463448/original/027796500_1686608129-20230607_073052.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430000/original/050997400_1764649358-1.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435275/original/040088700_1765015088-WhatsApp_Image_2025-12-06_at_13.22.18.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434322/original/047262500_1764922819-Banjir_Rob_Sampai_JIS.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2883200/original/031912800_1565882419-BORGOL-Ridlo.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)