2. Metode Kapitalis Barat (AS) Kontempore
AS sedang “menggerakkan revolusi dunia” dengan tujuan mempertahankan hegemoninya, menghadapi dua tantangan besar: kapitalisme negara ala Tiongkok dan nasionalisme populis Trump di dalam negeri sendiri. Metodenya berbeda jauh dari Lenin, tapi punya pola persamaan tertentu.
a. Basis Ideologi
Lenin berangkat dari sosialisme ilmiah.
AS kini berangkat dari kapitalisme liberal-demokratik, tetapi dengan narasi “global governance” yaitu: demokrasi, HAM, kebebasan pasar, dan keterbukaan. Namun di balik narasi ini, tujuannya tetap menjaga dominasi dolar, teknologi, dan supply chain global.
b. Aktor Penggerak
Lenin: partai pelopor (Bolshevik)
AS koalisi kapital transaksional — Wall Street, Silicon Valley, lembaga keuangan internasional (IMF, World Bank), serta jaringan NGO dan media global. Mereka bukan partai tunggal, tetapi bekerja dalam orkestrasi yang rapi.
c. Target Mobilisasi
Lenin memobilisasi proletar Rusia (buruh, petani, tentara).
AS memobilisasi kelas menengah global (urban educated, aktivis NGO, kelompok liberal di negara-negara berkembang) serta elit kosmopolitan yang diuntungkan oleh globalisasi. Di dalam negeri, AS juga sedang memobilisasi kelas menengah progresif untuk melawan populisme Trump, dengan isu gender, ras, climate change, dan anti-fasisme.
d. Metode Perjuangan
Lenin: revolusi bersenjata, pengambilalihan negara.
AS: revolusi lunak (soft revolution) melalui ekonomi: sanksi, tarif, decoupling supply chain dari Tiongkok. Juga melalui teknologi: kontrol chip, AI, 5G, serta dominasi standar internasional. Melalui Budaya/Media: narasi anti-otoritarianisme (melawan Tiongkok) dan anti-fasisme (melawan Trumpisme). NGO & Civil Society: membiayai gerakan HAM, demokrasi, gender equality, lingkungan, yang dijadikan “kuda troya” dalam politik domestik negara-negara lain. Koalisi Global: memperkuat NATO, G7, dan blok ekonomi demokrasi melawan BRICS+.
e. Slogan dan Narasi
Lenin: “Tanah, Roti, Perdamaian.”
AS: “Democracy vs Authoritarianism,” “Climate Justice,” “Inclusive Growth,” dan “Protecting the Rules-Based Order.”Slogan ini bersifat universal, mudah dijual, dan dipakai sebagai legitimasi untuk melawan musuh geopolitik.
f. Institusionalisasi
Lenin: Soviet, Cheka, nasionalisasi.
AS: global institutions (WTO, IMF, NATO, UN agencies), private governance (big tech, rating agencies, SWIFT system), serta military bases di seluruh dunia. Semua ini memperkuat sistem kapitalisme liberal global.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430000/original/050997400_1764649358-1.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4478989/original/062376400_1687519545-WhatsApp_Image_2023-06-23_at_16.21.19.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436722/original/086129400_1765183556-Prabowo_Mainan.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2986696/original/013768100_1575461290-20191204-Tanggul-Laut-Muara-Baru-Jebol-IQBAL-3.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2378227/original/013868400_1539053020-Foto_1_Liputan6.com.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3022277/original/009224600_1579066955-kejagung_1.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)