Nafa Urbach Keluhkan Macet, Ini Rute Transportasi Umum dari Bintaro ke Gedung DPR Megapolitan 23 Agustus 2025

Nafa Urbach Keluhkan Macet, Ini Rute Transportasi Umum dari Bintaro ke Gedung DPR
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com 
– Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Nasdem, Nafa Urbach, panen kritik karena pernyataannya soal tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp 50 juta.
Nafa mendukung kebijakan tersebut karena dianggap sebagai kompensasi lantaran saat ini anggota DPR sudah tak dapat rumah jabatan.
“Jadi rumah jabatan itu kan sekarang rumah-rumahnya sudah dikembalikan ke pemerintah. Jadi sekarang itu mendapat kompensasi untuk kontrak,” kata Nafa dalam sebuah siaran langsung di akun media sosialnya.
Menurut Nafa, uang Rp 50 juta per bulan bisa digunakan anggota DPR yang tinggal di luar kota untuk mengontrak rumah di dekat kantor mereka di Senayan. 
Nafa kemudian mengatakan, dirinya kerap terjebak macet dalam perjalanan menuju Senayan dari rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan. 
“Saya aja yang tinggalnya di Bintaro, macetnya luar biasa,” kata Nafa.
Pernyataan ini berujung Nafa jadi bulan-bulanan publik. Banyak warganet menyebut bahwa Nafa bisa saja menggunakan transportasi umum dari rumahnya untuk tiba lebih cepat di gedung DPR. 
Lantas, apa saja transportasi umum yang tersedia dari Bintaro menuju Senayan?
1. KRL
Jika tinggal di Bintaro Sektor 2-7, Anda bisa naik KRL Commuter Line dari Stasiun Pondok Ranji. Stasiun ini terletak di Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Dari Stasiun Pondok Ranji, naiklah KRL relasi Rangkasbitung-Tanah Abang atau Maja-Tanah Abang.
Anda hanya akan melewati dua stasiun, yakni Stasiun Kebayoran dan Stasiun Palmerah, untuk sampai ke Gedung DPR RI. Jaraknya sekitar 15 menit saja.
Sementara, jika tinggal di Bintaro Sektor 8-9, Anda bisa naik KRL dari Stasiun Jurangmangu di Pondok Jaya, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.
Dari Stasiun Palmerah, Anda bisa melanjutkan perjalanan naik Transjakarta koridor 1F Stasiun Palmerah-Bundaran Senayan, atau koridor 1B Stasiun Palmerah-Transport Hub Dukuh Atas.
Jika sedang terburu-buru, dapat pula meneruskan perjalanan naik ojek 
online 
(ojol). Jaraknya tak sampai 1 kilometer. 
Atau, jika punya waktu lebih panjang, Anda cukup berjalan kaki untuk sampai ke Gedung DPR RI. Waktu tempuhnya sekitar 15 menit.
Tarif KRL dari Stasiun Pondok Ranji maupun Stasiun Jurangmangu sampai ke Stasiun Palmerah pun terbilang murah, hanya Rp 3.000.
Sementara, tarif Transjakarta pada pukul 05.00-07.00 WIB hanya Rp 2.000, dan Rp 3.500 setelahnya.
Adapun tarif ojol dari Stasiun Palmerah ke Gedung DPR RI hanya sekitar Rp 10.000-12.000.
2. MRT
Selain KRL, warga Bintaro juga bisa memanfaatkan MRT dari Stasiun Lebak Bulus. Anda akan melewati Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete Raya, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, Stasiun Blok M, Stasiun Asean, lalu turunlah di Stasiun Senayan atau Stasiun Istora Mandiri. 
Waktu tempuh naik MRT dari Stasiun Lebak Bulus sampai Stasiun Senayan sekitar 35 menit dengan tarif Rp 10.000. Sedangkan dari Stasiun Lebak Bulus sampai Istora Mandiri sekitar 40 menit dengan tarif Rp 11.000.
Selanjutnya, Anda dapat melanjutkan perjalanan menggunakan Transjakarta koridor 1F rute Bundaran Senayan-Stasiun Palmerah atau Transjakarta koridor 1B rute Tosari-Stasiun Palmerah. 
Atau, jika ingin lebih cepat, Anda dapat melanjutkan perjalanan naik ojek 
online 
dengan tarif sekitar Rp 12.000.
Diketahui, pemberian tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI banjir kritik.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengeklaim penetapan besaran tunjangan perumahan bagi anggota Dewan sebesar Rp 50 juta per bulan itu berdasarkan hasil kajian yang matang.
“Itu sudah dikaji dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kondisi ataupun harga yang ada di Jakarta karena kan kantornya ada di Jakarta,” ujar Puan di Gedung DPR RI, Kamis (21/8/2025).
“Namun, apa pun itu, kami pimpinan DPR akan memperhatikan aspirasi dan apa yang disampaikan oleh masyarakat. Tolong selalu awasi kinerja dari kami di DPR,” sambungnya.
Akan tetapi, oleh masyarakat, besaran tunjangan itu dinilai sebagai angka fantastis dan membuang-buang uang negara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.