Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dokter Ingatkan Ancaman Microsleep Saat Mudik Lebaran, Ini Tanda-tanda dan Cara Mencegahnya Tren 27 Maret 2025

Dokter Ingatkan Ancaman Microsleep Saat Mudik Lebaran, Ini Tanda-tanda dan Cara Mencegahnya
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Umat Islam di Indonesia bakal merayakan hari raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 yang diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025.
Sebagian Muslim akan melakukan perjalanan
mudik
menuju kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga besar.
Banyak moda transportasi yang bisa digunakan untuk menuju hampung halaman, salah satunya kendaraan pribadi.
Dokter spesialis tidur di Snoring & Sleep Disorder Clinic, dr. Andreas Prasadja, RPSGT pun mengingatkan adanya ancaman
microsleep
saat mudik Lebaran 2025 yang bisa menyebabkan kecelakaan.

Microsleep
artinya ya tertidur singkat saat terjaga sangking mengantuknya, terkantuk-kantuk, tiba-tiba tertidur singkat. Tentu akan menjadi sangat bahaya ketika berkendara,” kata dia kepada
Kompas.com,
Senin (24/3/2025).
Lantas, apa saja tanda-tanda dan cara mencegah
microsleep
saat mudik?

Andreas menyampaikan,
microsleep
saat berkendara akan didahului dengan rasa kantuk luar biasa karena waktu tidur yang kurang.
“Berkendara dalam kondisi mengantuk itu sama bahayanya dengan berkendara pada saat mabuk. Kalau sudah
microsleep
, sudah tertidur, sudah sangat berbahaya,” ucap dia.
Andreas menilai bahwa kemampuan, konsentrasi, kewaspadaan, respons, dan refleks saat berkendara akan menurun apabila seseorang kurang tidur.
Salah satu tanda seseorang mengantuk yakni menguap berulang kali ketika berkendara.
“Apabila berkendara pakai mobil, sandaran di
headrest
, nah itu sudah bahaya,” tuturnya.
“Saat menyetir ‘eh kok sudah sampai sini ya’. Jika dalam perjalanan 10 menit atau 5 menit ke belakang sudah lupa, artinya sebagian otak pengendara tersebut sudah tertidur,” sambungnya.
Sebelum melakukan perjalanan, Andrea merekomendasikan kepada pemudik perlu mempunyai waktu tidur yang cukup.
“Tidur harus cukup terus ya, jangan kurang, 7 jam minimum. Nah malam sebelum berkendara, 6 jam paling tidak tidur,” ujar dia.
Selain itu, Andreas mengungkapkan lebih baik ada teman berkendara saat mudik agar ada yang mengingatkan saat mengantuk.
Apabila sudah merasa mengantuk ketika perjalanan, pemudik sebaiknya beristirahat terlebih dahulu di
rest area
.
“Hanya mengopi boleh enggak? Tapi ingat mengopi tanpa tidur, itu percuma. Matanya seolah-olah melek, tapi kemampuan berkendara, segalanya tidak terbantukan,” ungkapnya.
Sehingga meski sudah minum kopi saat beristirahat, pemudik juga perlu tidur selama 15-30 menit untuk memberikan waktu tubuh benar-benar beristirahat.
Setelah itu, pemudik baru boleh melanjutkan perjalanan ke kampung halaman dengan kondisi tidak mengantuk dan tidak mengalami
microsleep
.
“Nah mulai tuh mendapatkan semua manfaat tidur dan kafein pas
kick-in
, jadi manfaatnya
double
(dari tidur dan minum kopi),” jelas Andreas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.