Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dalami Kematian Akseyna, Apa yang Ditanyakan Apsifor ke Keluarga Korban? Megapolitan 25 Maret 2025

Dalami Kematian Akseyna, Apa yang Ditanyakan Apsifor ke Keluarga Korban?
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Keluarga Akseyna Ahad Dori sempat diperiksa dua psikolog oleh Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor) pada November 2024.
Pemeriksaan dilakukan secara bergilir. Pertama terhadap Arfilla Ahad Dori atau kakak Akseyna pada 16 November 2024.
Yang kedua dilakukan terhadap ayah Akseyna, Marsekal Pertama (Purn) Mardoto pada 23 November 2024.
Pemeriksaan yang dilakukannya empat bulan lalu tidak terkesan istimewa lantaran menanyakan pertanyaan mendasar.
“Pertanyaannya sebenarnya enggak jauh beda kayak yang biasanya ditanyakan teman-teman wartawan,” kata Arfilla kepada
Kompas.com,
Senin (24/3/2025)
Wawancara yang dilakukannya secara daring menanyakan beberapa pertanyaan meliputi, pertama, bagaimana perasaan waktu tahu akan diwawancarai Apsifor? 
Kemudian, bagaimana kronologi kasus kematian Akseyna berdasarkan yang mereka ketahui. Lalu, bagaimana keluarga menilai sosok pribadi Akseyna.
Ditanyakan juga apakah Akseyna pernah bercerita soal masalah yang dihadapi ataupun kegagalan.
Pihak keluarga juga ditanya motivasi Akseyna masuk UI, hingga kapan terakhir kali bertemu korban.
Arfilla meyakini mudah untuk menjawab seluruh pertanyaan Apsifor.
Meski demikian, ia juga tidak mendapat kepastian hasil pemeriksaan ini akan berkembang seperti apa untuk kasus yang sudah berusia 10 tahun tanpa jawaban ini.
Apsifor kepada keluarga Akseyna juga angkat tangan untuk menjawab dan menyerahkannya kepada Polres Metro Depok untuk menjelaskan.
“Dari Apsifor, saya tanya tidak tahu ke depannya akan gimana karena katanya mereka tupoksinya hanya mengumpulkan data dan hasil untuk diserahkan ke polisi,” terang Arfilla.
Sebagai informasi, Akseyna Ahad Dori yang merupakan mahasiswa Biologi UI ditemukan tewas mengambang pada Kamis (26/3/2015) di Danau Kenanga, Kampus UI.
Kasus kematiannya sempat diduga sebagai kasus bunuh diri sebab barang bukti berupa surat tulisan tangan disebutkan sebagai tulisan korban.
Akan tetapi, beberapa temuan seperti hasil visum lebam pada tubuh korban, analisis tulisan tangan pada surat yang menunjukkan itu ditulis dua orang, mengarahkan bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan.
Perkembangan terbaru menurut SP2HP ketiga atau pada Jumat (25/10/2024), polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga saksi.
Namun, para saksi yang dipanggil juga tidak terjamin apakah saksi baru atau lama.
“Kami enggak tahu ini saksi baru atau saksi lama yang dipanggil kembali. Kami enggak pernah dapat info dari polisi terkait nama-nama saksi yang sudah diperiksa siapa saja,” ungkap Arfilla.
Oleh sebab itu, Arfilla juga tidak dapat menjamin apakah pemanggilan saksi ini menjadi langkah baru atau pemeriksaan ulang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.