Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pahit Manis Menjadi Pewarta Arus Mudik di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Regional 24 Maret 2025

Pahit Manis Menjadi Pewarta Arus Mudik di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Tim Redaksi
5BANYUWANGI, KOMPAS.com

Pelabuhan Ketapang
di
Banyuwangi
, Jawa Timur, menyuguhkan pemandangan indah dengan langit biru yang bersih.
Namun, terik matahari yang menyengat menambah tantangan bagi para
pewarta
yang bertugas meliput
arus mudik
, terutama bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Fredy Rizki Manunggal, pewarta dari Radar Banyuwangi, mengungkapkan, “Harus menahan haus di tengah terik pelabuhan yang berat, di sisi lain melihat banyak orang di pelabuhan yang tidak puasa.”
Fredy telah meliput arus mudik di Pelabuhan Ketapang sejak 2018 dan sering kali berbuka puasa di atas kapal yang melayani penyeberangan Banyuwangi-Bali.
Meski demikian, ia menikmati pekerjaannya dan merasa senang melihat tekad kuat para pemudik yang berusaha pulang kampung.
Sementara itu, Ayu Lestari, pewarta dari beritajatim.com, juga mengalami tantangan serupa dalam peliputan mudik perdana di pelabuhan tersebut.
Ia mengakui perlunya persiapan fisik menghadapi cuaca yang panas dan tidak menentu.
Selain itu, Ayu harus pandai memilah calon pemudik atau wisatawan untuk mendapatkan wawancara yang menarik.
“Kadang ada pemudik yang ramah, tapi ada juga yang tidak mau diekspos,” ujarnya.
Ramada Kusuma, pewarta foto dari Jawa Pos, menyoroti tantangan dalam mendapatkan momen yang tepat untuk diabadikan.
Pria yang akrab disapa Kelik ini telah meliput arus mudik di Pelabuhan Ketapang selama empat tahun.
Ia mengandalkan jaringan pertemanan dengan pedagang dan pekerja kapal untuk memperoleh informasi akurat mengenai waktu-waktu ramai di pelabuhan.
“Saya memang harus mengejar momen,” ujarnya.
Rendra Farandika, jurnalis Kompas TV asal Situbondo, juga memiliki pengalaman unik saat meliput arus mudik.
Ia menganggap pekerjaannya sebagai tugas, kepedulian, dan ibadah.
Menyusul Hari Raya Nyepi yang berdekatan dengan arus mudik, Rendra berusaha menyampaikan informasi penting kepada masyarakat mengenai penutupan Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk.
“Saya berusaha menyampaikan informasi ini ke masyarakat, mengimbau mereka untuk mudik lebih awal agar tidak terjebak antrean panjang,” ujarnya.
Rendra merasakan kepuasan tersendiri ketika pemudik memutuskan berangkat lebih cepat setelah mendengar berita yang disampaikannya.
“Terima kasih, Mas. Kalau nggak dikasih tahu, saya mungkin nggak kepikiran,” adalah kalimat yang membekas dalam ingatannya, mendorongnya untuk terus memberikan informasi yang bermanfaat.
“Saya menyadari bahwa liputan mudik bukan hanya soal angka penumpang atau jadwal kapal, tapi juga soal cerita manusia, tentang harapan, perjuangan, dan rindu yang akan segera terobati,” tandas Rendra.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.